Nama Marzoeki Mahdi juga tercatat sebagai anggota Tyuo Sang In (Badan Penasihat Pemerintah Pusat Bala Tentara Jepang). Peristiwa ini dimuat pada surat kabar Gelora Rakjat terbitan 29 Desember 1945.Â
RSJ Marzoeki Mahdi ini sangat luas. Berdasarkan informasi yang saya baca, luasnya mencapai 56 hektare dan luas bangunan 79.238 meter persegi.Â
Area RS ini cukup rimbun. Ditumbuhi banyak pepohonan. Tidak heran juga RS ini mendapat sebutan Green Hospital. Mungkin disesuaikan dengan peruntukkannya.Â
Pengobatan penyakit kejiwaan membutuhkan suasana tenang dan kondusif. Jauh dari keramaian. Pasien pun merasa nyaman dan tidak takut untuk berobat ke sini.
Rumah sakit jiwa menjadi tempat terbaik bagi kesembuhan mental para pasiennya. Pasien yang harus segera menjalani perawatan di rumah sakit jiwa adalah pasien yang menunjukan gejala, seperti ingin bunuh diri, berhalusinasi, kesulitan berkegiatan sehari-hari, dan lain sebagainya.
Nah, anak kawan saya kebetulan mengalami halusinasi, gaduh gelisah, dan ada keinginan untuk bunuh diri. Oleh psikiater yang merawatnya di rumah sakit sebelumnya merekomendasikan untuk dirawat di rumah sakit jiwa ini.
Gangguan jiwa beragam jenisnya, mulai dari yang ringan sampai akut. Keterbukaan dari pihak keluarga akan membantu dokter ahli kejiwaan (psikiater) dalam melakukan diagnosis dan menentukan perawatan yang tepat bagi pasien.
Meski RS ini khusus untuk kejiwaan, namun RSJMM juga memiliki layanan nonpsikiatri seperti Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Jantung, Poliklinik Kandungan, Poliklinik Anak, Poliklinik Paru, Poliklinik Bedah Umum, Poliklinik THT, Poliklinik Syaraf/Neurologi, Poliklinik Gigi dan Mulut, Fisioterapi, dan Anestesi.
RS ini adalah RS tipe A untuk pelayanan Khusus dan tipe B untuk pelayanan umum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI