Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

RSJ Marzoeki Mahdi, RS Jiwa Tertua di Indonesia Peninggalan Zaman Belanda

17 Januari 2023   15:46 Diperbarui: 17 Januari 2023   16:03 2394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awalnya hanya menerima pasien dari kalangan Eropa yang kerabatnya terkena gangguan jiwa. Adapun bangsal kesehatan bagi kalangan pribumi baru dibangun belakangan.

Karena berusia tua, tidak heran, sebagian besar bangunan RSJMM ini  bentuk bangunan tua tapi masih terlihat kokoh. Di antara bangunan yang masih bertahan bentuknya adalah di bagian layanan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) serta rehabilitasi psikososial.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Setelah dinasionalisasi, Marzoeki Mahdi menjadi sosok yang namanya digunakan untuk RSJ ini. 

Meski berusia tua fasilitas kesehatan di RSMM juga dilengkapi dengam fasilitas penunjang seperti assesment center, radiologi, laboratorium, apotek, dan hemodialisa.

Dr. Marzoeki Mahdi sendiri adalah seorang dokter pejuang. Putra minang yang lahir di Kota Gadang, pada 14 Mei 1890. Ia dokter lulusan STOVIA. Ia masuk STOVIA pada 9 November 1908 dan lulus pada 23 Mei 1918. 


Ia dikenal sebagai pelopor Gerakan Kesehatan Jiwa di Indonesia. Namanya tercatat pernah memimpin Rumah Sakit Jiwa Bogor. Sebanyak dua kali ia bekerja di RSJ Bogor, yakni 1924 dan 1932. Lalu pada 1942, ia menjadi direktur RSJ Bogor dan pada 1945 menjadi inspektur kesehatan RSJ Bogor.

Marzoeki Mahdi sangat aktif di bidang kesehatan. Ia juga tercatat sebagai tokoh pergerakan nasional Indonesia. Pada 1926 ia dipercaya sebagai Ketua Boedi Oetomo cabang Semarang. 

Setelah menjadi Ketua Boedi Oetomo Cabang Semarang, salah satu teman akrab okoh Betawi M.H. Thamrin ini aktif menjadi tokoh pergerakan nasional di Bogor. Hal ini terjadi setelah ia bermukim di Bogor dan bekerja di RSJ Bogor. 

Marzoeki Mahdi juga aktif pada masa perjuangan kemerdekaan. Ia turut terlibat dalam pertempuran di Bantenweg yaitu sekitar rel kereta api Stasiun Bogor yang melukai Kapten Tubagus Muslihat, seorang pejuang lokal. 

Tubagus Muslihat yang saat itu terluka parah diselamatkan oleh dr. Marzoeki Mahdi, meski pada akhirnya nyawanya tidak tertolong juga karena kehabisan banyak darah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun