Ini aktifitas saya beberapa hari lalu. Ketika itu, saya ada agenda kegiatan di hotel Ritz- Carlton Pasific Place, Jakarta Pusat. Rasa-rasanya sudah lama juga saya tidak ke sini. Ya, sejak pandemi Covid-19 mewabah, baru kali ini saya ke hotel ini lagi.
Untuk bisa sampai di sini, tentu saja saya mengandalkan bus Transjakarta. Transportasi publik yang ramah di kantong. Tarifnya hanya Rp3.500 (mudah-mudahan sih tidak naik). Sudah itu, nyaman, aman, dan bersih.
Saya naik bus Transjakarta 7D (Kampung Rambutan - Tugu Pancoran) dari Stasiun Cawang di halte depan Menara Saidah. Lalu transit di halte Tebet BUMD/Tebet Ecopark.Â
Lanjut naik 9C (Pinang Ranti - Bundaran Senayan), transit di halte Gelora Bung Karno, lalu naik Koridor 1 (Blok M - Kota), turun di Halte Polda Metro Jaya, jalan kaki deh ke Pasific Place.Â
Ya...tiga kali transit sih, Â tapi kan transitnya tidak perlu melintasi jembatan penghubung. Jadi, hemat waktu dan energi hehehe...
Baca juga: Asyik Ada Bus Transjakarta 6U Pasar Minggu-Blok M, Pengganti Metromini S75
Dulu nih ya sebelum rute Transjakarta sebanyak sekarang, dari Halte Stasiun Cawang saya naik yang Koridor 9 (Pinang Ranti - Pluit) turun di Semanggi, transit deh naik yang ke Blok M.Â
Cuma, untuk transit saya harus berganti halte. Tidak stay di Halte Semanggi. Saya harus melewati jembatan penghubung ke Halte Karet Sudirman yang cukup panjang dan berliku, baru deh naik Koridor 1 (Kota - Blok M), turun di Polda Metro Jaya, jalan kaki deh.Â
Lumayan juga kan kaki melangkah, bikin pegal. Kalau sekarang sih tidak begitu lagi. Asyik kan?Â
Setibanya saya di Pasific Place, eh ternyata saya salah lihat tanggal, yang ternyata seminggu lagi. Itu juga setelah saya bertanya kepada petugas sekuriti yang memantau kedatangan pengunjung dan memeriksa tas melalui mesin detektor itu.
"Pak, maaf, kalau Ballroom 1A di sini kan ya?" tanya saya. Maklum, sudah lama juga saya tidak ke sini. Jadi, agak lupa. Saya lantas menyebutkan acara yang dituju dan memperlihatkan undangan.
"Setahu saya tidak ada kegiatan apa-apa hari ini. Tapi buat memastikan silakan Ibu untuk menceknya," katanya ramah.
Setelah saya baca lagi, eh ternyata di hari pekan depannya. Duh, kenapa saya bisa salah lihat tanggal ya. Akhirnya, saya pun putar haluan. Kebetulan di hari yang sama ada agenda kegiatan di BPH Migas, Kuningan Barat.Â
Tadinya saya mau naik ojek online saja setelah menghadiri acara di Pasific Place. Tapi karena salah lihat tanggal, jadi saya memutuskan naik bus Transjakarta. Terlebih juga tidak perlu terburu-buru. Jadi, bisa agak santaiÂ
Nah untuk ke BPH Migas dari Gelora Bung Karno bagaimana caranya? Apakah ke Blok M terus lanjut naik bus Transjakarta 6U yang ke Pasar Minggu? Pertanyaannya, apa saya harus bayar lagi mengingat Blok M kan halte terakhir.Â
Seingat saya sih dari Blok M itu tidak bisa transit deh. Bisa naik dari Blok M tapi harus tap kartu lagi. Jadi, terpotong lagi saldo Rp3.500. Wah, sayang dong. Masa harus bayar lagi? Saya maunya kalau bisa dengan hanya Rp3.500 mengapa harus bayar lebih?Â
Ok, buat memastikan saya akan bertanya kepada petugas saja. Saya pun berjalan ke Halte Polda Metro Jaya.Â
"Mas, kalau mau ke Pos Mampang, dari sini saya naik apa ya?" tanya saya kepada petugas. Kantor BPH Migas yang saya tuju itu tidak begitu jauh dari halte Pos Mampang.
Petugas terlihat berpikir dulu. Kemudian dia menyarankan saya naik yang ke Kota (Koridor 1) transit di Halte Karet Sudirman, terus naik yang Monas - Ragunan via Semanggi (6B), turun di Pasar Mampang.Â
"Wah, kalau di Pasar Mampang, jalan kakinya lumayan jauh," kata saya.
"Kalau saya naik ke Blok M, terus naik 6U yang ke Pasar Minggu, saya harus tap lagi nggak? Kan rute 6U berhenti tuh di Halte Pos Mampang," tanya saya.
"Oh iya, Bu harus tap lagi, kan Blok M halte terakhir," katanya.
"Jadi bagaimana caranya saya bisa naik 6U tanpa harus bayar lagi, dan tanpa repot harus berjalan kaki jauh?" tanya saya.
Bus Transjakarta 6U ini kan rutenya non-Bus Rapid Transit (BRT). Artinya bus yang beroperasi tidak melewati jalur khusus Transjakarta, tidak berhenti di halte-halte yang di jalur busway. Tapi untuk bus 6U seingat saya berhenti di halte Imigrasi. Jadi, (seharusnya) saya bisa transit dari sini.Â
Petugas lalu memeriksa hp-nya. Sepertinya memastikan rute yang saya tuju jika saya naik yang 6U.Â
"Bisa nih Bu, 6U kan berhenti di halte Duren Tiga atau Imigrasi, dari sini Ibu naik 6U yang dari Pasar Minggu," katanya.
"Oh iya ya, saya baru ingat 6U berhenti di Halte Imigrasi," kata saya yang ditambahkan petugas "atau di Duren Tiga".
"Berarti saya transit di Karet Sudirman, naik yang ke Ragunan, turun di Duren Tiga atau Imigrasi ya. Ok, Mas. Terima kasih ya," kata saya tersenyum lega.Â
Dari Halte Imigrasi atau Duren Tiga saya naik 6U, turun di Halte Mampang 5, menyeberang deh ke BPH Migas. Akhirnya saya bisa mengirit Rp3.500 hahaha...
Sesampainya di Duren Tiga saya baru ingat kalau teman saya tinggal di Mampang. Sepertinya bisa nebeng nih dibonceng motornya. Jadi, saya wa, dan jawabnya, "Ok, tunggu di Mampang ya".
Asyikkk... Irit tenaga saya. Eh, pulangnya saya diantar sampai Stasiun Cawang. Jadi semakin irit ongkos saya.Â
Untuk pergi dan pulang saya hanya mengeluarkan ongkos Rp3000 (tarif Commuter Line Stasiun Citayam - Stasiun Cawang) + Rp3500 (tarif bus Transjakarta - Polda Metro Jaya) + Rp3500 (tarif bus Transjakarta Polda Metro Jaya - Mampang) + Rp3000 (tarif commuter line Stasiun Cawang - Stasiun Citayam). Jadi total ongkos yang saya keluarkan Rp13.000 saja. Irit banget kan...?
Begitulah, ketika saya harus cerdas sedikit agar bisa irit ongkos hahaha... Dunia itu kejam bray... (katanya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H