Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Perawatan Wajah di Klinik Kecantikan Bentuk Self Reward

29 Desember 2022   06:18 Diperbarui: 29 Desember 2022   08:16 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu 21 Desember 2022, saya dan Dewi Syafrianis, kawan yang juga tetangga jauh saya bertemu di Natasha Skin Clinic Center Depok, Kota Depok, Jawa Barat. Dia mengajak saya untuk perawatan. Mumpung Rabu dan dia tengah cuti kerja.

Saya mengiyakan karena sudah lama juga saya tidak melakukan perawatan di klinik tersebut. Sudah 5 tahun inilah saya "bersentuhan" dengan klinik kecantikan itu.

Kami sepakat untuk tiba di Natasha lebih pagi. Kebetulan di hari itu, kami ada agenda kegiatan di 2 lokasi berbeda. Jadi harus menghitung waktu, mengingat acara pertama itu dijadwalkan pukul 13.00 WIB.

Jika perawatan membutuhkan waktu sekitar 3 jam berarti kami harus tiba di Natasha pukul 8 pagi. Jadi, perkiraan kami selesai sekitar pukul 11.30. Masih terkejarlah untuk bisa ke sana.

Berhubung setiap Rabu ada promo treatment diskon 30-50 persen bagi 10 pengunjung pertama,  kami menyepakati untuk tiba sebelum pukul 8.00 pagi. Eh, ternyata sesampainya di sana, masih tutup. Di pintu masuk tergantung papan bertuliskan "tutup/close".

"Mas, masih tutup ya? Memang buka jam berapa?" tanya saya pada petugas kebersihan yang tengah mengepel bagian depan.

"Bukanya jam 9 Bu," katanya.

"Oh, bukan jam 8 ya, wah masih lama dong ya," kata saya.

"Iya, Bu, tapi Ibu kalau mau nunggu boleh kok Bu. Silakan," katanya sambil tangannya mengarahkan ke 2 tempat duduk yang tersedia.

Tidak lama, kawan saya pun tiba. Setelah berdiskusi, kami pun memutuskan tetap untuk menunggu, tanggung juga sudah sampai di sini. Sambil menunggu, kawan saya sarapan diselingi  obrol-obrolan ringan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Saat sedang mengobrol, ada pengunjung yang datang, sepertinya mengejar promo juga nih. Kemudian datang lagi pengunjung yang lain. Kalau saya hitung ada sekitar 6 orang yang tiba lebih pagi, termasuk kami.

"Wah, bagaimana ceritanya ini, ntar dulu-duluan lagi, padahal kita yang lebih awal," bisik kawan saya.

Ketika pukul 09.00 pagi, seorang pegawai pria keluar sambil membawa nomor antrian. Dia memberikan nomor antrean sesuai dengan siapa yang tiba lebih dulu. Saya mendapatkan nomor antrean 1 dan kawan saya nomor antrean 2. Lega dong.

Saya pun dipanggil ke ruang dokter untuk berkonsultasi. Dokter memperkenalkan dirinya. Setelah wajah saya diperiksa, dr. Rini Lusiani merekomendasikan mesotherapy botox brigtening,  facial oxygen botanical for brigtening, dan passive exercise.

Mesotherapy botox brigtening adalah terapi yang dilakukan dengan memasukkan obat alami dan vitamin ke dalam lapisan kulit dengan menggunakan jarum berukuran kecil. Jadi, wajah seperti ditembak-tembak begitu. Bunyinya mirip mesin jahit. Terapi ini harus dilakukan oleh dokter. Tidak boleh oleh terapisnya.

Facial oxygen botanical for brigtening adalah perawatan kulit wajah dengan menggunakan oksigen dan serum botanical yang berfungsi untuk memperbaiki metabolisme kulit, relaksasi, melancarkan aliran darah, dan mencerahkan kulit wajah. Kalau ini dilakukan oleh terapis.

Passive exercise adalah perawatan untuk pengencangan otot-otot di area wajah dan leher menggunakan electrostimulation dan galvanic current. Jadi, ada dua stik yang terbuat dari kaca beraliran elektrik yang ditekan-tekan di bagian wajah. Ini juga dilakukan oleh terapis.

Perawatan-perawatan ini sudah pernah saya dapatkan. Mungkin karena sudah agak lama tidak ke klinik lagi, jadi saya direkomendasikan untuk mendapatkan perawatan tersebut.

Tadinya ada satu treatment lagi yang direkomendasikan yaitu laser CO2. Cuma saya bilang ada agenda kegiatan yang harus dihadiri. Kalau ditambah satu treatment lagi dikhawatirkan kelamaan dan tidak bisa menghadiri agenda itu.

Akhirnya tidak jadi. Disarankan di lain waktu saja, mengingat untuk 3 treatment saja diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Jadi selesai kemungkinan pukul 11.30.

Saat diperiksa dokter (dokpri)
Saat diperiksa dokter (dokpri)
Sebelum melakukan treatment sebaiknya memang berkonsultasi dulu dengan dokter kecantikan. Bagaimanapun, penggunaan skin care tidak boleh sembarangan. Harus disesuaikan dengan jenis dan masalah kulit yang dialami.  Jika dilakukan secara asal, masalah kulit yang dihadapi bukan membaik, justru yang ada akan memburuk.

Selesai konsultasi, saya pun ke kasir untuk membayar jasa 3 treatment dan sejumlah produk. Oleh pegawainya, saya pun dijelaskan urutan memakai skin care saat pagi dan di malam hari. Namun, untuk 2 hari setelah treatment tidak boleh dipakai dulu selain krem antiiratasi dan facial wash.

Saya pun menjalani 3  treatment itu. Sesuai perkiraan, selesai pukul 11.30. Termasuk kawan saya, meski berada di ruang dan treatment yang berbeda ternyata kami selesainya bisa berbarengan. Kami pun tertawa karena bisa berbarengan begitu selesainya. 

Bagi kawan saya, treatment ke klinik kecantikan bukan semata-mata merawat kesehatan wajah, melainkan juga sebagai bentuk penghargaan pada diri sendiri. Bahasa kerennya, self reward.

"Oh iya dong, gue sudah kerja dari Senin sampai Jumat, sampai rumah malam, belum tentu gue langsung istirahat. Gue nyuci dulu, karena paginya cucian baru gue rendam aja. Belum rapiin rumah, belum kerjaan yang lain, belum urus anak-anak gue, atau mempersiapkan kebutuhan anak-anak buat besoknya," katanya.

"Jadi, beginilah salah satu cara gue membahagiakan diri gue. Gue udah capek-capek cari duit masa nggak gue nikmatin. Kan selama ini duit gue sudah tersedot buat kebutuhan anak-anak. Jadi, boleh dong gue me time," lanjutnya.

Menurutnya, merawat kecantikan di tengah kesibukan sebagai bentuk penghargaan dan memanjakan diri sendiri. Siapa lagi yang akan memberikan reward selain diri sendiri?

"Meski kita sibuk nih Mak dengan pekerjaan, kita jangan lupa untuk punya 'me time'. Adanya waktu 'me time' bisa mengurasi stres, bisa bikin kita senang," ujarnya seraya tertawa lepas.

Ia menambahkan memanjakan diri sangat penting untuk kesehatan mental. Terlebih jika bidang pekerjaannya  selalu berhubungan dengan orang banyak. Salah satunya ya dengan cara merawat kesehatan kulit wajah di klinik kecantikan. 

Jadi, ketika ia berkomunikasi dengan relasi-relasi perusahaan, ia akan membawa aura positif, yang tentunya akan berdampak pada relasi-relasinya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Katanya, jika kita memiliki tampilan kulit yang sehat dan merasa bahagia dalam menjalani kegiatan rutinitas sehari-hari, maka hidup pun akan terasa lebih bahagia sehingga akan menularkan energi positif bagi orang-orang di sekitarnya.

Sejatinya sih saya sepakat dengan pandangannya. Saya sendiri bukan tipe orang yang suka ke klinik kecantikan untuk melakukan perawatan. Saya tidak anti ke klinik kecantikan, cuma buang-buang waktu saja, menurut saya mah.

Ya, malas saja karena bisa menghabiskan waktu berjam-jam di sana. Lebih baik menghabiskan waktu bersama anak-anak. Biaya treatment yang tidak murah (bagi saya) itu bisa saya alihkan buat keperluan anak-anak.

Itu sebabnya, saya hanya sekali-sekali saja ke klinik kecantikan. Tidak menjadi sesuatu yang rutin dan bukan sesuatu yang wajib. Mungkin 6 bulan sekali. Bisa juga 1 tahun sekali. Kalaupun mau facial paling ke salon kawan semasa SMP saya atau salon di kompleks rumah. 

Soalnya terkadang saya juga mendapatkan perawatan wajah dari relasi ketika memperkenalkan treatment baru. Produk-produk skincare atau perawatan kulit yang ada di rumah sebagian besar bukan dapat beli, melainkan dapat kiriman dari relasi saya juga. 

Itu pun jarang banget saya pakai. Lebih seringnya dipakai anak-anak yang sudah beranjak remaja. Terutama dua anak perempuan saya yang SMA. Sementara si bocil yang juga perempuan, yang baru kelas V SD, ikut-ikutan juga.

Tapi harus saya akui melakukan perawatan wajah membuat saya bisa bersahabat dengan diri saya sendiri. Tubuh dan pikiran saya jadi lebih rileks. Saya juga menjadi nyaman karena merasa perawatan wajah saya sudah ditangani dengan baik oleh dokter.

Selain itu, rasa percaya diri saya meningkat.  Saya jadi bisa lebih menerima diri saya seutuhnya. Merawat diri bisa jadi salah satu cara melatih saya lebih banyak bersyukur. Semakin banyak bersyukur, semakin besar kebahagiaan yang akan saya rasakan.

Oh iya, ada kisah lucu. Dulu banget, saat melakukan perawatan wajah di klinik Sari Ayu, Kuningan, Jakarta. Ini sih gratis alias tidak bayar. Eh, sepekan berlalu, saya kena cacar air. Sekujur tubuh dan wajah terkena cacar. Wajah yang tadinya mulus jadi bernoda deh. Antara bad mood tapi ingin tertawa hahaha...

Demikian sekelumit kisah kami yang tidak penting ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun