Cepat banget kan? Tidak butuh waktu sampai 30 menit lho. Praktis dan simple. Saya bikinnya juga santai. Kalau bisa dibuat mudah mengapa harus dibikin repot. Iya, kan? Bukan begitu? Begitu bukan?
"Kak Putik, Kak Najmu, ayo sarapan," panggil saya.
Kedua anak saya pun bergegas ke meja makan. Saya ingin melihat reaksi anak-anak atas sajian ini.
"Bagaimana, enak? Rasanya aneh nggak?" tanya saya penasaran seraya berdiri di samping meja makan, menatap kedua anak saya yang duduk saling berhadapan.
Setelah dicoba, anak-anak sih bilang rasanya enak, tidak aneh. Mungkin karena masih dalam keadaan hangat ya jadi enak-enak saja di lidah dan di perut. Aslinya mah...memang enak kok hehehe...
Alhamdulillah sepiring itu habis disantap oleh anak pertama saya. Anak kedua malah pakai nambah. Syukurlah, kalau sajian ini disukai anak-anak.
Sajian yang cukup bergizi dan menyehatkan. Mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Kurang sayuran saya sebagai sumber serat. Stok sayuran di kulkas habis soalnya. Kalau kata pepatah, tidak ada akar, rotan pun jadi. Begitu.
Kalau kepiting dan gurita (biasanya beli di minimarket di sekitar Depok 2) sih memang kesukaan anak pertama saya, tapi kalau dicampur dengan tempe, entah rasanya seperti apa.
Tadi sih waktu saya cicipi, di lidah saya sih ya enak-enak saja, entah di lidah anak-anak. Kan namanya juga bereksperimen. Bisa berhasil, bisa gagal. Tapi syukurlah, habis juga...
Demikian. Selamat beraktifitas di hari Jumat yang penuh barokah. Semoga semuanya sehat selalu. Jangan lupa bersyukur. Jangan lupa bahagia. Terima kasih...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H