Dalam keadaan yang demikian genting, Abu Bakar muncul dengan gagah dan penuh percaya diri membenarkan apa saja yang Rasulullah sampaikan. Sejak kejadian itu, Nabi menjulukinya ash-Shiddiq.Â
Dalam hadits riwayat Siti Aisyah dijelaskan, "Begitu Nabi melakukan isra ke Masjid al-Aqsha, paginya ia kabarkan hal itu kepada warga (Makkah). (Saking tidak percayanya), sampai-sampai mereka yang tadinya beriman dan mempercayai Nabi menjadi murtad. Mereka celaka.Â
Abu Bakar pun berkata, "Aku membenarkannya pada perkara yang lebih dari pada itu, aku membenarkannya tentang wahyu yang ia terima dari langit di pagi atau pun sore hari'. Â Oleh karena itu, Abu Bakar dinamakan ash-Shiddiq."Â
Abu Bakar adalah orang pertama di luar keluarga Nabi yang memeluk Islam. Ia juga menjadi orang pertama yang membenarkan peristiwa Isra Miraj.Â
Perjalanan isra mi'raj ini sendiri merupakan perjalanan spritual Nabi sekaligus sebagai penghiburan atas kesedihan mendalam atas wafatnya sang isteri, Siti Khadijah, dan pamannya Abu Thalib.
Meski pamannya seorang musyrik dan tidak mempercayai ajaran yang dibawakan Nabi, sang paman tetap selalu melindungi Nabi dari kaum Quraisy yang selalu berusaha mencelakakan Nabi.
Sebelum memeluk Islam, Abu Bakar adalah seorang pedagang yang kaya raya. Sesudah masuk Islam, seluruh hartanya ia keluarkan untuk kepentingan dakwah dan kesejahteraan umat Islam.
Selain bergelar ash-Shiddiq, Abu Bakar juga mendapatkan julukan Al-'Atiq karena keindahan dan kebeningan wajahnya. Ia mendapat julukan itu juga karena dari sisi keturunanannya tidak mendapat cela sedikit pun.
Ada juga yang mengatakan julukan tersebut dilekatkan kepadanya karena pada suatu hari ketika Rasulullah bertemu dengan Abu Bakar. Rasulullah berkata, "Engkau terbebas (atiq) dari neraka."
Sebagai khalifah pertama, Abu Bakar yang juga ayah mertua Nabi, banyak jasanya. Â Salah satunya adalah mengumpulkan Alquran.