"Hingga kini masih belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Kalaupun ada bantuan ya dari pribadi-pribadi seperti yang ibu-ibu lakukan ini. Warga berharap pembagian bantuan pemerintah lebih terkoordinir dan menyentuh ke pelosok," kata Angga, salah satu warga terdampak bencana gempa Cianjur.
Rabu 23 November 2022 malam itu, saya, Dewi Syafrianis (Kompasianer juga) dan 3 kawan menyambangi kampung ini seusai makan malam di Bumi Aki, Cipanas, tempat Angga bekerja. Kebetulan sore itu, kami bersama Kongres Wanita Indonesia (Kowani) ikut meninjau dan memberikan bantuan kepada warga Desa Ciputri.
Salah satu dari kami, dititipi amanah sejumlah uang dari Masjid Hidayatul Arifin Perum Pondok Cibubur, Depok, Jawa Barat, untuk didonasikan kepada korban gempa. Kebetulan yang dititipi amanah ini isteri dari pengurus masjid tersebut.
"Semoga bantuan ini dapat meringankan sedikit beban dari musibah bencana ini. Untuk tambah-tambah beli sembako atau keperluan lainnya. Semoga musibah ini segera berlalu," kata Tati, perwakilan Masjid Hidatul Arifin.
Meninjau dan memberikan santunan kepada warga di sini juga tanpa terencana. Ketika sedang memesan makanan di Bumi Aki, Puncak, kebetulan pegawai yang melayani adalah Angga.
Dia lantas bertanya kami dari mana. Kemudian saya jawab dari Jakarta dan kebetulan usai meninjau dan memberikan bantuan kepada korban bencana di Desa Ciputri. Hingga kini, belum mendapat bantuan apa-apa dari pemerintah.
Dari Anggalah mengalir cerita jika warga Kampung Baros juga terdampak bencana. Banyak rumah yang mengalami kerusakan. Ia lantas memperlihatkan rekaman video kondisi rumahnya yang rusak akibat bencana.
"Alhamdulillah, isteri yang sedang hamil 7 bulan selamat. Anak juga selamat. Kebetulan saat terjadi gempa anak saya lagi piket iqro di mushola," ceritanya.
Sebelumnya kami juga mengunjungi warga di perumahan Bukit Naga Mas, Kampung Sarongge, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Sebanyak 45 unit rumah yang ada di perumahan ini juga mengalami kerusakan mulai dari ringan, sedang, dan parah.