Tadinya masih bingung, mau bikin apa. Tapi saya ingat ada roti tawar di lemari piring. Jadi, saya pun memantapkan diri hari ini membuat menu sarapan roti panggang isi tumis tahu untuk anak pertama dan anak kedua saya.Â
Tentu saja ala saya. Siapa lagi kalau bukan Chef Bunda Tety. Chef satu-satunya di keluarga kecil saya hehehe... Kebetulan, ini bisa menjadi wadah saya yang punya hobi memasak.
Sebagaimana namanya, roti panggang yang isinya selai tumis tahu campur bihun, wortel, dan buncis. Berarti, sudah jelas kan bahan-bahannya apa.
Jadi, bahan-bahan untuk membuat menu ini yaitu 4 lembar roti tawar, 2 potong tahu yang dihancurkan, 3 buah buncis dipotong-potong, 1 buah wortel dipotong-potong, bihun jagung secukupnya saja, dan 2 butir telur ayam.
Iris 2 siung bawang merah dan 2 siung bawang putih. Tumis dengan sedikit margarin. Kemudian masukkan bahan-bahan tumisan.
Kasih sedikit penyedap rasa, tambahkan sedikit air dan 1 sendok makan tepung sagu agar tumisan agak mengental. Koreksi rasa. Matikan kompor. Sisihkan tumisan.
Siapkan 1 lembar roti tawar, isi dengan tumisan tahu hingga menutupi permukaan roti. Isi agak tebal biar lebih mengenyangkan. Kemudian tutup dengan 1 lembar roti tawar. Â Roti dibagi dua.
Kocok 1 butir telur ayam, rendam roti ke dalam telur kocok, dibolak balik biar merata. Â Kemudian panaskan wajan antilengket dengan sedikit margarin, panggang deh, dibolak balik sampai agak kecoklatan.
Taruh di piring. Olesi dengan saos. Saos ini campuran dari saos mayones, saos cabai, saos tomat. Taburi dengan keju parut. Agak tampak lebih menarik, tambahkan daun salada dan irisan mentimun.
Taraa...jadi deh roti panggang isi tahu tumis ala saya. Prosesnya tidak sampai 30 menit. Pokoknya tidak ribet deh buat emak-emak yang berkejaran dengan waktu seperti saya.
Bahan-bahannya juga murah meriah dan bisa didapatkan dengan mudah. Pokoknya, tidak sampai menguras isi kantong.
Apakah anak-anak suka? Saya sajikan dengan masing-masing anak berisi dua potong roti panggang. Menurut saya sih, cukup mengenyangkanlah itu. Bergizi juga. Ada karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan serat.
"Bagaimana, Kak, enak?" tanya saya.
Anak saya sih bilangnya enak. Soalnya sepiring itu habis dimakannya. Tersisa hanya pinggiran roti yang agak tebal itu. Saya makan. Dalam kamus hidup saya, tidak ada istilah buang makanan.
"Kenapa juga nggak dimakan sih, Kak, kan nggak keras ini. Setebal-tebalnya roti kan masih bisa dikunyah," kata saya.
"Kakak nggak suka bagian itu," jawabnya seraya menyeruput segelas susu coklat hangat.
Setelah sarapan anak pertama saya bersiap berangkat. Dia jalan sendiri. Adiknya yang juga bersekolah di sekolah yang sama tidak sekolah. Kebetulan lagi kurang sehat. Tadi ketika saya membangunkannya, minta izin untuk tidak sekolah.
Usai melepas anak saya berangkat sekolah, saya kemudian membawakan sarapan buat anak kedua saya di kamarnya di lantai atas. Tentu saja dengan menu yang sama.
"Kak, ayo sarapan, biar nggak lemes," kata saya sambil meletakkan piring dan segelas susu.
Anak saya pun bangun dari posisi merebahnya. Ketika saya tanya apakah enak, jawabnya enak. Sepotong roti panggang habis dimakannya. Sepotong lagi, nanti dilanjut, katanya.
Ok, baiklah. Terpenting sarapan jangan sampai terlewatkan. Alhamdulillah... anak-anak sudah sarapan.
Demikian. Terima kasih. Selamat beraktifitas. Jangan lupa bahagia ya.