Taraa...bagaimana, menggiurkan tidak? Enak tidak ya di lidah anak-anak? Bertepatan banget saat disajikan di meja makan, anak-anak turun.
"Ayo, sarapan mumpung hangat," kata saya.
"Ini apa, Bund, perkedel ya?" tanya anak kedua saya.
"Bukan. Ini bakwan, bakwan nasi. Isinya macam-macam. Wortel, kol, jagung pipil, ikan salem, telur ayam. Cobain deh. Enak nggak," kata saya.
Anak-anak pun menyantapnya. Alhamdulillah, katanya sih enak. Terbukti habis itu sepiring yang masing-masing berisi 3 potong. Anak pertama saya malah nyomot 1 lagi. Kebetulan memang masih ada lebih sedikit.
"Mau nambah?" tanya saya. Tinggal menggoreng saja. Adonannya masih ada. Tadi saya tidak menggoreng semua adonan. Secukupnya saja.
"Nggak, ini aja udah kenyang," jawab anak-anak. Mungkin karena ads nasinya di bakwan jadi terasa mengenyangkan.
Syukurlah. Saya masih bisa menyempatkan waktu menyiapkan menu sarapan buat anak-anak. Alhamdulillah anak-anak pun suka. Tidak ada komplain terkait menu dan rasa. Ya, seperti hari-hari kemarin. Tentu melegakan saya sebagai seorang ibu.
Terlebih menurut saya, bakwan itu suatu makanan yang unik tapi memiliki banyak manfaat. Tentu saja manfaat yang didapat dari kandungan gizi bahan-bahan membuat bakwan.Â
Sajiannya sangat sederhana dan mudah dibuat. Tidak perlu punya keahlian khusus untuk sekedar membuat bakwan. Kalau tidak percaya, coba deh bikin. Pasti gampang. No ribet.Â