Kemarin, saya tidak menyiapkan menu sarapan buat anak-anak. Bukan karena bangunnya kesiangan atau malas. Sempat masak air sih lha kok tidak ada apinya, ternyata gasnya habis.
Jadilah, sarapannya roti dan susu ultra beli di warung depan Masjid Al Ihsan Permata Depok. Padahal, saya sudah bersiap memasak sate bakso tempe tahu. Sebagaimana namanya, sate bakso yang terbuat dari tempe dan tahu.
Itu sebabnya, kemarin saya tidak berbagi cerita mengenai sajian menu sarapan ala saya, Chef Bunda Tety.
Nah, kalau hari ini saya menyajikan menu sarapan yang sederhana. Cara membuatnya juga tidak ribet dan tidak membutuhkan waktu lama. Simpellah pokoknya, sesimpel menjalani hidup ini.
Menu sarapan hari ini roti panggang gulung abon. Sebagaimana namanya, roti yang dipanggang berisi abon yang digulung.
Tadinya mau masak sambal kangkung, tapi sepertinya kurang pas kalau disajikan buat sarapan. Enaknya disantap saat makan siang. Hmmm...
Ok, saya siapkan bahan-bahannya dulu. Roti tawar 5 lembar, 1 butir telur ayam, 1 bungkus abon sapi, 1 buah wortel yang diparut, saos mayones, saos tomat, saos sambal, 1 lembar bawang daun, dan mentega.
Cara membuatnya mudah banget kok. Panaskan mentega di wajan, panggang roti dengan api kecil. Bagian atasnya dilumuri telur kocok, taburi dengan wortel parut dan potongan daun bawang. Balikkan roti.
Selesai dipanggang, taruh di piring. Bagian roti yang tidak ada bawang daun dan wortel  parut, diolesi dengan saos. Saos ini campuran dari saos cabai, saos tomat, saos mayones. Kemudian taburi dengan abon.
Baru deh rotinya digulung. Roti dibagi dua. Ujung roti diolesi saos lalu cocol dengan abon lagi. Sudah. Selesai deh. Bagaimana wujudnya? Menarik, kan...?
Alhamdulillah, roti panggang gulung abon ini habis tidak bersisa disantap kedua anak saya. Kata anak-anak sih enak, dan pastinya cukup mengenyangkan.
Kalau dipikir-pikir, dalam roti gulung ini ada makna hidup yang bisa dipetik. Meski dalam perjalanan hidup kita digulung oleh berbagai permasalahan, kita masih bisa menikmati hidup ini dengan cara bersyukur padaNya.Â
Jika kita menyikapinya dengan penuh kelembutan, selembut roti tawar ini, toh rasanya tetap enak dan gurih. Pedas, asam, manis, tawar, yang terdapat dalam roti adalah bagian dari bagaimana cara kita menyikapinya.
Hidup itu tidak perlu dibuat rumit. Kalau bisa dibikin simpel, mengapa harus dibuat ribet? Iya, tidak...?Â
Syukurlah, anak-anak masih dikasih rezeki untuk bisa sarapan yang bergizi dan menyehatkan. Dibilang bergizi karena kandungan gizinya cukup lengkap. Ada karbohidrat, protein, nineral, serat, vitamin. Ditambah segelas teh tarik panas.
"Ini susu apaan, Bun?" tanya anak saya, mungkin warnanya agak aneh. Dibilang susu coklat tapi seperti bukan susu.
"Itu teh tarik. Teh yang dicampur susu. Enak nggak?" kata saya.
"Enak," katanya, dan segelas teh tarik itu pun habis tanpa sisa.
Demikian. Terima kasih. Selamat beraktifitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H