Alhamdulillah, roti panggang gulung abon ini habis tidak bersisa disantap kedua anak saya. Kata anak-anak sih enak, dan pastinya cukup mengenyangkan.
Kalau dipikir-pikir, dalam roti gulung ini ada makna hidup yang bisa dipetik. Meski dalam perjalanan hidup kita digulung oleh berbagai permasalahan, kita masih bisa menikmati hidup ini dengan cara bersyukur padaNya.Â
Jika kita menyikapinya dengan penuh kelembutan, selembut roti tawar ini, toh rasanya tetap enak dan gurih. Pedas, asam, manis, tawar, yang terdapat dalam roti adalah bagian dari bagaimana cara kita menyikapinya.
Hidup itu tidak perlu dibuat rumit. Kalau bisa dibikin simpel, mengapa harus dibuat ribet? Iya, tidak...?Â
Syukurlah, anak-anak masih dikasih rezeki untuk bisa sarapan yang bergizi dan menyehatkan. Dibilang bergizi karena kandungan gizinya cukup lengkap. Ada karbohidrat, protein, nineral, serat, vitamin. Ditambah segelas teh tarik panas.
"Ini susu apaan, Bun?" tanya anak saya, mungkin warnanya agak aneh. Dibilang susu coklat tapi seperti bukan susu.
"Itu teh tarik. Teh yang dicampur susu. Enak nggak?" kata saya.
"Enak," katanya, dan segelas teh tarik itu pun habis tanpa sisa.
Demikian. Terima kasih. Selamat beraktifitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H