Ini masih ada kelanjutannya dengan menu sarapan hari kemarin. Melanjutkan "cerita" episode daun singkong. Lebih karena rasa penasaran saja.
Kalau saya menyajikan menu daun singkong lagi, apakah anak-anak suka seperti hari kemarin? Terutama anak pertama saya yang sebenarnya tidak suka makan daun singkong.
Jadi, karena masih diliputi rasa penasaran, saya pun membuat bubur nasi sagu daun singkong. Belum pernah dengar, kan? Hehehe... saya juga baru pertama kali ini mencobanya.
Kebetulan stok tepung sagu masih banyak. Kebetulan juga masih ada daun singkong rebus di kulkas. Biar sekalian dihabiskan. Dan, kebetulan lagi, masih ada 4 potong ikan salem tersimpan di "kotak harta karun".
Ok, baiklah. Saya rebus sepiring nasi, rebus sampai teksturnya agak hancur. Sambil merebus saya buat bumbunya. Bumbunya biasa saja. Tidak neko-neko. Pokoknya tidak ribet.
Bawang merah 2 siung, bawang putih 3 siung, kemiri 2 butir, sedikit garam, sedikit gula pasir, sedikit lada bubuk diulek. Ditumis dengan sedikit margarin, harum, masukkan dalam rebusan nasi.
Masukkan juga suwir ikan salem. Aduk-aduk. Masukkan daun singkong yang sudah direbus. Aduk-aduk.
Larutkan 5 sendok tepung sagu dengan 1 gelas air. Tuangkan ke dalam rebusan. Aduk-aduk. Koreksi rasa. Matang, matikan kompor.
Tuangkan di piring, tambahkan saos tomat, saos cabai, saos mayones, dan keju parut. Sajikan deh di meja makan.
"Kak Putik, Kak Najmu, ayo sarapan," kata saya.
"Ayo dicobain, enak nggak?" tanya saya.
Tanpa jawaban pun sebenarnya sudah bisa diduga kalau anak-anak suka. Setidaknya terlihat dari habisnya sepiring itu dimakan. Tidak ada komplain yang keluar dari mulut anak-anak.
Anak pertama saya diam-diam saja tuh sambil mengunyah. Biasanya, kalau tidak suka dengan suatu masakan pasti dia ngomong. Tapi ini makan juga. Habis malah.
Alhamdulillah...anak-anak sarapan yang cukup bergizi dan menyehatkan. Menurut saya, kandungan gizinya cukup lengkap. Ada karbohidrat, protein, mineral, vitamin, serat. Sebagai pelengkap tambah segelas susu.
Tepung sagu sendiri juga memiliki sumber karbohidrat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi kita. Kandungan nutrisi dalam sagu masih tergolong relatif lengkap meski jumlahnya tidak banyak.
Selain itu, sagu juga diketahui kaya akan antioksidan yang bermanfaat untuk menangkal radikal bebas. Begitu manfaat sagu yang saya baca dalam satu artikel. Dan, banyak lagi manfaat lainnya bagi kesehatan.
Sekarang, saya jadi tahu celahnya bagaimana menyajikan olahan daun singkong agar disukai anak saya. Kalau ditumis atau dibikin sayur atau dilalap tidak suka berarti saya harus mengolahnya dengan cara yang lain.
Alhamdulillah. Anak-anak sempat sarapan yang tidak biasanya. Tadinya mau bikin dari berbahan utama roti, seperti request anak kedua saya semalam. Tapi akhirnya saya berubah pikiran, dan jadilah menu sarapan ini.
Kebetulan masih ada satu porsi lagi. Jadi, saya sarapan ini juga. Setelah saya coba lumayan enaklah. Habis juga sepiring masuk ke perut saya.Â
Sebagai ajang coba-coba bisa dibilang eksperimen saya ini berhasil. Yeaaayyy....! Tepuk tangan yang meriah buat saya hehehe...
Demikian. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H