Rasul kemudian menemui para tokoh dan pemuka lain. Lagi-lagi dakwah ini ditolak. Rasul bahkan mendapat perlakuan yang sangat kasar dari penduduk Thaif. Mereka mencaci maki nabi.
Selama 10 hari di kota Thaif, Rasulullah kerap mendapatkan perundungan. Mereka melempari Rasulullah SAW dengan batu sampai kaki Nabi berdarah.
Zaid bin Haritsah yang berada di samping Rasulullah tidak tinggal diam. Sahabat Rasul ini membela dan melindunginya. Seperti halnya yang terjadi pada Rasullullah, kepala Zaid pun terluka akibat terkena lemparan batu.
Akhirnya, Rasulullah berlindung dan bersembunyi di kebun milik 'Utbah bin Rabi'ah untuk menghindari kejaran orang-orang Thaif dengan penuh kesedihan. Jaraknya 3 mil dari Kota Thaif.
Nabi kemudian duduk-duduk di bawah pohon anggur. Di sini, Rasulullah SAW pun memanjatkan doa, "Ya, Allah kepada-Mu aku mengadu kelemahanku, kekurangan daya upayaku dan kehinaanku pada pandangan manusia.
Wahai Zat Paling Penyayang. Engkaulah Tuhan orang yang ditindas dan Engkau adalah Tuhanku. Kepada siapakan Engkau menyerahkan diriku? Kepada orang asing yang akan menyerangku atai kepada musuh  yang menguasai aku?
Rasulullah kemudian melanjutkan doa:
Sekiranya Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli. Akan tetapi ampunanMu lebih luas bagiku (daripada kemurkaanMu).
Aku berlindung dengan cahaya wajahMu, yang menerangi segala kegelapan dan teratur segala urusan dunia dan akhirat di atasnya, daripada Engkau menurunkan kemarahanMu kepadaku atau Engkau murka kepadaku.
Hanya untukmuMu segala kerelaan hingga Engkau ridha. Tidak ada daya kekuatan kecuali bersamaMu".
Demikian Rasul menutup doanya (sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir)