Nah, dari halte Kapten Tendean ini bus langsung naik jalan layang. Setidaknya begitu yang saya lihat. Oh, saya baru tahu ini. Jadi bus Tj tidak lagi menghadapi kemacetan. Seingat saya, baru pertama kali saya singgah di halte ini. Kalau lihat sering.
Jalur jalan layang ini khusus untuk bus Tj. Saya perhatikan, ada dua petugas yang menjaga portal agar tidak dilalui kendaraan lain yang membandel. Jadi, bus Tj langsung "melayang" melintasi kemacetan di bawahnya.
Berdasarkan Google Maps, dari halte Kapten Tendean ke Halte Tirtayasa jaraknya sekitar 2 kilometeran. Setelah Halte Kapten Tendean, halte Rawa Barat, bari Tirtayasa.
Saya baru tahu, kalau Halte Tirtayasaya ini adalah Koridor 13. Terus terang ini baru pertama kalinya saya menjejakkan kaki di koridor ini.
Padahal, koridor ini sudah beroperasi sejak Agustus 2017. Maklum, saya sangat jarang naik bus Tj dengan rute ini ke Blok M.
Ternyata, busTj 7B yang saya naiki itu baru Oktober ini melintasi jalan layang. Sebelumnya lewat bawah. Jadi wajar dong saya terheran-heran, terbengong-bengong, terkagum-kagum hehehe...
Oh iya, Halte Tirtayasa di Koridor 13 ini cukup tinggi. Kalau melewati jembatan penyeberangan mungkin ada "4 lantai". Bisa dimaklumi karena koridor 13 ini dibangun melewati jalan layang dan jalur MRT di bawahnya. Jadi, terbayang kan melintasinya serasa melayang. Â
Koridor 13 adalah satu-satunya koridor bus TJ yang tidak dibangun di atas tanah atau berbentuk jalan layang. Berada di ketinggian 23 meter dengan jalur sepanjang 9,3 kilometer. Sepanjang jalan layang ini koridornya berhias ornamen "gigi balang" Betawi ini memiliki jalur berkelok-kelok.
Berdasarkan informasi yang saya baca, Koridor 13 Transjakarta adalah rute Transjakarta yang melayani dari CBD Ciledug sampai dengan Tendean.Â
Jalan yang dilalui oleh koridor 13 adalah Jalan HOS Tjokroaminoto, Jalan Ciledug Raya, Jalan Kebayoran Lama, Jalan Kyai Maja, Jalan Sisingamaraja, Jalan Trunojoyo, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Kapten Tendean.