Syukurlah kalau dibilang enak. Berarti eksperimen ini bisa dibilang berhasil, berhasil, berhasil!
Alhamdulillah, cukup mengenyangkan juga ditambah dengan segelas susu. Selesai sarapan, anak-anak pun bersiap berangkat ke sekolah.
Setelah anak-anak jalan, saya lantas menawari suami untuk mencobanya. Kebetulan suami mau berangkat pagi. Awalnya tidak mau karena suami saya ini tipe orang yang sangat jarang sarapan. Sarapannya itu ya segelas kopi.
"Ayo, dicobain dulu sedikit," kata saya sambil menyodorkan sendok yang berisi nasi tumis.
Suami akhirnya membuka mulutnya. Setelah dirasa-rasa, suami bilang enak. Eh, lama-lama habis juga itu sepiring.
"Enak, enak, enak," kata suami.
"Itu ada daging ayamnya ya?" tanyanya yang saya bilang iya.
Suami baru tahu kalau kulit buah naga masih bisa dimanfaatkan. Dulu, saya tidak terpikirkan juga buat mengolahnya menjadi makanan.
Selama ini lebih seringnya kulitnya dibuang begitu saja setelah buahnya di makan. Kalau buah lain seperti mangga dan jambu, saya tidak pernah buang kulitnya tuh, ikut saya makan karena ada banyak kebaikan di dalamnya.
Tapi kulit buah naga? Eh, setelah saya baca-baca, kulit buah naga ini ternyata juga mengandung banyak nutrisi yang sangat baik bagi kesehatan tubuh.
Selain juga mengandung zat pewarna alami yang disebut dengan betasianin dan memiliki mineral tinggi.
Demikian. Terima kasih