Minggu 18 September 2022, Berlian Community kembali trip bersama. Kali ini destinasi yang dipilih adalah Garut, Jawa Barat. Berlian Community sendiri adalah ibu-ibu warga Berlian Permata Depok, Kota Depok, Jawa Barat.
Edisi jalan-jalan ini bergulir usai "healing" di sekitar Puncak, Bogor, pada Juli lalu. Sebanyak 35 ibu warga Berlian ikut dalam journey kali ini. Menumpang bus yang disewa.
Baca juga:
Akrabkan Tetangga, Berlian Community Travelling Bareng
Tentu saja dengan semangat 45. Berkumpul pada pukul 2.30 dini hari, tentu butuh perjuangan. Ini tidak mudah. Berat lho. Mungkin sama beratnya dengan memanggul senjata.Â
Mengapa memilih trip ke Garut yang terkenal dengan dodolnya itu? Karena Kabupaten Garut ini disebut juga dengan 'Garut Swiss van Java'. Julukan ini muncul karena kondisi geografis Garut mirip dengan negara Swiss di Eropa.Â
Negeri Swiss dikenal sebagai tempat wisata alam di Eropa. Menjadi titik temu Pegunungan Alpen Barat dan Timur yang melewati Italia, Prancis, dan  Alpen Timur. Karena pegunungan Alpen, Swiss menjadi negeri tujuan wisata alam terkenal di Eropa.
Jadi, tidak beda jauh dengan alam di Garut, yang dikelilingi pegunungan dan terkenal dengan wisata alamnya. So, sebelum berwisata ke Swiss, ya ke Garut saja dulu. Siapa tahu, nanti Berlian Community bisa melancong ke Swiss sesungguhnya.Â
Kalaupun sudah ada yang pernah ke Garut tentu nuansanya berbeda ketika pergi sendiri dengan pergi bersama tetangga sesama warga Berlian. Keseruannya jelas berbeda. Aura juga beda. Pokoknya tidak sama.
Kabupaten Garut ini memiliki kontur wilayah yang didominasi oleh daerah pegunungan atau dataran tinggi. Tidak heran, setiap tempat yang ada di Garut selalu disuguhi dengan pemandangan pegunungan dan sawah-sawah, yang begitu indah dipandang mata.
Perjalanan dari Permata Depok ke Garut membutuhkan waktu tempuh sekitar 4 jam. Setelah menumpang shalat subuh di rest area, Berlian Community pun akhirnya sampai juga.
Travelling ke Garut ini ternyata menawarkan gabungan wisata alam, kuliner, dan spot berfoto dengan latar pesawahan khas Priangan. Nah, ke mana saja Berlian Community melancong? Berikut destinasi yang dikunjungi.
1. Antapura de Djati
Ini adalah tempat wisata baru yang tengah naik daun. Baru dibuka pada 6 Februari 2022. Terletak di Kecamatan Cibiuk. Menjadi tempat wisata spot selfie pertama dengan konsep outdoor sawah dan alam.Â
Tempat wisata ini dikelilingi persawahan yang berbentuk terasering. Sawah yang bertingkat-tingkat. Mirip sawah-sawah yang ada di kawasan Ubud, Bali. Sehingga berada di sini serasa berada di Ubud.
Destinasi wisata yang terletak di tengah hamparan sawah ini memang mengusung tema back to agriculture. Suasana persawahan yang asri, dengan pemandangan hijau membentang menjadi daya tarik tersendiri.Â
Ditambah tersedia banyak spot foto yang instagramable dan keren banget. Ada yang gratis, ada pula yang berbayar. Butuh waktu lebih lama jika ingin berfoto di semua spot mengingat areanya cukup luas. Mungkin ada sekitar 6 hektar.
Di sini, dilengkapi pula dengan fasilitas coffee shop dan restoran bernuansa Ubud Bali. Jadi serasa berada di Ubud.. Ada Warung Djati, Cibiuk Resto, dan Aksen Coffee. Â Suasana pedesaan sangat terasa. Ditambah terdengar jelas kicauan burung yang saling bersahutan.
Tentu saja selain persawahan, pengunjung juga disuguhi pemandangan pegunungan. Ada gunung Kaledong dan gunung Haruman.Â
Oh iya, ada juga rainbow slider, yaitu perosotan berwarna warni mirip pelangi sejauh 50 meter. Seru juga merasakan meluncur dari ketinggian dengan kemiringan 30 derajat. Ini termasuk fasilitas baru. Untuk menikmati perosotan ini tidak gratis. Ada tiketnya. Terpisah dengan tiket masuk ke Antapura de Djati.
Untuk bisa masuk ke sini, pengunjung harus memiliki tiket. Untuk dewasa di hari biasa (Senin-Jumat) Rp25.000 dan di hari weekend (Sabtu-Minggu) Rp35.000.Â
Kalau lansia lebih murah dan anak-anak di bawah usia 5 tahun tidak dikenakan tiket masuk alias gratis.
Tiket tersebut nanti bisa ditukarkan dengan minuman ringan di bagian informasi. Oh iya, pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman dari luar. Petugas keamanan akan menyita jika mendapatkan pengunjung membawa makanan dan minuman dari luar.
2. Saung Bambu Racik Desa
Sebagaimana namanya, rumah makan ini berciri khas saung bambu dengan pemandangan persawahan dan pegunungan. Cukup eksotis karena dikelilingi oleh persawahan. Itu sebabnya, banyak yang merekomendasikan untuk bersantap di sini jika sedang berada di Garut.
Rumah makan khas Parahiyangan ini terletak di Pananjung, Tarogong Kaler. Memberikan banyak pilihan makanan.
Beragam makanan khas sunda dengan cita rasa yang istimewa. Harganya pun sangat terjangkau.Â
Kebetulan, tiba di sini sudah waktunya makan siang. Jadilah kami makan siang di sini dengan situasi kampung dan hamparan sawah yang luas.Â
Menunya nasi timbel dengan ikan asin jambal, tempe goreng tepung, empal daging sapi, dan sambal plus teh tawar panas dan jus sirsak. Mantap! Alhamdulillah nikmat... Harganya cukup terjangkau.Â
Setelah makan, kami pun menumpang shalat Dzuhur. Lalu dilanjutkan dengan pembagian doorprize. Semua peserta trip mendapatkan doorprize yang berbeda-beda. Semua tertawa bahagia.
3. Sukaregang Leather Center
Ini adalah salah satu destinasi pariwasata yang ada di sini. Ini menjadi agenda wajib dikunjungi jika berada di Garut. Sebagaimana namanya ini adalah Sentra Industri Kulit Sukaregang atau Kawasan Fashion Kulit Sukaregang.
Areanya cukup luas. Ada sekitar 150 toko yang menjual aneka kerajinan dan fashion berbahan kulit. Jika punya waktu dan tenaga yang cukup, dan tentu saja uang, bisa mengitari satu persatu sampai akhir jatuh cinta pada pilihan.
Segala jenis kerajinan kulit ada di sini. Jaket kulit, sepatu kulit, sandal kulit, topi kulit, tas kulit, sabuk kulit, dompet kulit, celana kulit, gantungan kunci dari kulit, sarung ponsel kulit, sarung korek api kulit, pouch kulit, strap jam tangan, dan banyak lagi.
Kulit yang digunakan untuk membuat kerajinan dan fashion ini bermacam-macam. Ada yang dari kulit domba yang bertekstur lebih lembut. Ada kulit sapi yang teksturnya agar keras, dan kulit kerbau. Masing-masing bahan digunakan sesuai dengan karakter kerajinan yang akan dibuat.
Harganya juga terjangkau dan boleh ditawar. Sayangnya, transaksi tidak bisa pakai kartu debit, harus cash. Ada juga gerai yang bisa bertransaksi dengan ditransfer. Kalau tidak ada paket data, bisa pinjam jaringan Wi-Fi toko sebelah.Â
Jika toko yang dikunjungi tidak menerima transaksi m-Banking, mau tidak mau dan apa boleh buat, pinjam dulu deh ke tetangga.Â
Solusinya ya seperti itu. Tidak ada lagi yang lain. Ya, mau bagaimana lagi. Mumpung ada di sini. Beli di Depok atau daerah lain bisa jadi harganya lebih mahal dari ini.
Seluruh produk fashion bahan kulit Sukaregang, sudah lama dikenal awet. Selain harganya ramah di dompet, juga kualitas barang tidak kalah dengan barang branded lainnya.
4. Leuwi Asri Kopi dan Resto Indonesia
Setelah puas wisata belanja, tujuan berikutnya ke sini. Lokasinya di Bayongbong. Apalagi kalau bukan makan dan istirahat sejenak. Sekalian berganti kerudung berwarna merah.
Sebelum makan, kami menumpang shalat Ashar di sini. Kebetulan di rumah makan ini ada masjid yang cukup megah dan nyaman.Â
Namanya Masjid Abu Bakar Shidiq. Masjidnya 2 lantai. Lantai bawah untuk jamaah pria, lantai atas untuk jamaah perempuan. Toilet di masjid banyak dan bersih.
Rumah makan ini katanya sih baru beroperasi sekitar 2 bulan. Tempatnya keren. Ditata dengan begitu menarik. Cozy dan instagramable banget. Ada angkringan juga di bagian luar.
Pemandangan pegunungan yang terlihat dari dalam semakin membuat suasananya semakin sejuk. Kalau mau di outdoor juga bisa dan cukup luas juga. Bisa merasakan hembusan angin dan pemandangan pegunungan yang indah.
Makanannya enak dan harganya cukup terjangkau. Menunya bervariasi. Pegawainya juga baik dan ramah. Tidak menyesal deh makan di sini.Â
Jauh-jauh dari Depok, terbayarkan dengan konsep rumah makannya yang oks banget. Bersih dan nyaman. Habis makan dan foto-foto, kami menumpang shalat Maghrib.
5. Pusat Oleh-oleh Garut SBR
Sebelum melanjutkan perjalanan menuju pulang ke Permata Depok, kami mampir ke SBR atau Sumber Rejeki yang dikenal sebagai pusat oleh-oleh Garut terbesar dan terlengkap.Â
Tidak hanya menjual makanan saja namun juga menjual pakaian dan aksesoris khas Garut. Toko ini memiliki 3 lantai. Lantai 1 terdapat produk makanan khas, lantai 2 berbagai aksesoris dan fashion, lantai 3 khusus berisi kerajinan khas Garut.
Setelah berbelanja oleh-oleh kami pun melanjutkan perjalanan pulang menuju Permata Depok. Di dalam bus, kami tidur mengingat hari sudah larut malam.
Perjalanan selama 4 jam itu akhirnya tiba di Permata Depok pukul 01.30 dini hari. Dari pagi buta ke pagi buta lagi. Bisa dibilang kami travelling selama 2 hari. Dari Minggu dini hari ke Senin dini hari.
Keseruan bersama tetangga ini tentu saja semakin menghangatkan hubungan yang sudah terjalin sekian lama. Travelling bareng juga bisa menghindari terjadinya perselisihan di antara tetangga. Beginilah salah satu cara mengakrabkan hubungan pertetanggaan.
Bersyukur memiliki tetangga yang menyenangkan dan penuh persahabatan. Selama travelling, kami pun diliputi kebahagiaan dan tawa canda.Â
Sampai jumpa dikisah trip berikutnya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H