Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Trekking Leuwi Asih, Perpaduan Olahraga dan Wisata Alam

17 September 2022   22:50 Diperbarui: 18 September 2022   05:51 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 17 September 2022, saya bersama teman-teman jurnalis trekking di sekitar Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Sentul Selatan, Bogor, Jawa Barat. Wah, sudah lama juga kami tidak trekking. Terakhir itu, September 2019 di Cibodas, di wilayah yang sama, Bogor.

Ini adalah bagian dari kegiatan media gathering Jamkrindo Syariah atau Jamsyar. Anak perusahaan BUMN Jamkrindo (Jaminan Kredit Indonesia) ini, yang pada Senin besok, 19 September 2022, milad ke-8 tahun. 

Itu sebabnya, dalam trekking ini juga diikuti jajaran direksi dan beberapa karyawan Jamsyar. Sayang, Direktur Utama Jamsyar Gatot Suprabowo tidak bisa ikut karena paginya ada agenda yang harus dihadiri di Bandung.

Perjalanan menuju ke sini dari Grand Mulya Bogor Hotel & Resort, tempat kami menginap, lumayan jauh juga. Perjalanan butuh waktu hampir 1 jam. Pukul 8 pagi, kami dijemput oleh pihak guide lokal dari Paradise Sentul.

Kami menaiki mobil pickup yang sudah dimodifikasi. Syukurlah cuaca cukup cerah setelah semalaman kemarin ditempa hujan deras. Jadi, kami tidak perlu kebasahan mengingat mobil tanpa atap. Kami tertawa lepas karena kan jarang-jarang banget naik kendaraan jenis begini.

Karena kendaraan tidak beratap, jadi hembusan angin sangat terasa dan sinar mentari cukup menyengat. Anggap saja kami sedang "offroad" tapi di jalan beraspal. Selama dalam perjalanan kami tidak lepas selalu tertawa.

"Nggak apa-apa deh perjalanan ke trekking jauh, yang penting rute trekking dekat," kata seorang kawan tertawa.

Sampailah kami di lokasi trekking. Di sini, kami jumpai ada beberapa pihak lain yang juga akan trekking dengan local guide yang berbeda. Sebelum trekking dimulai, kami diberi arahan dan sedikit pemanasan.

Dokumentasi Jamsyar
Dokumentasi Jamsyar

Disampaikan, trekking yang kami tempuh sejauh 2 km. Ini adalah trekking bagi pemula. Rute terdekat. Diperkirakan diperlukan waktu tempuh sekitar 2 jam.

Karena trekking melalui kontur jalan yang berbatu, tanah, becek, menurun, dan mendaki, kami pun dibekali tongkat trekking.

Trekking poles adalah peralatan hiking berbentuk tongkat yang berfungsi membagi beban tumpuan kaki dan membantu memberikan pijakan.

"Sebagai informasi di belakang kita adalah Gunung Pancar," kata Kang Udin, salah satu tour guide yang memandu trekking.

Ok, trekking pun dimulai. Kami berjalan melalui kontur jalan berbatu yang menurun dan cukup curam. Kami berjalan pelan-pelan dengan dibantu trekking poles.

Setelah sekitar 100 meter kami kembali melalui jalanan yang menurun. Kali ini menuruni anak tangga yang berbahan tanah. Agak licin. Jadi, kami harus berhati-hati.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Sekitar 20 meteran, kami mendapati Sungai Sangkuriang. Kami harus menyeberangi sungai ini melalui jembatan yang terbuat dari bambu. Melalui jembatan ini tidak bisa banyak orang. Kami melaluinya secara bergiliran.

Sungai Sangkuriang adalah sungai terbesar di sini. Sungai yang mengalirkan air ke sungai-sungai kecil dan saluran air di sekitar Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang.

Di sini, kita bisa berendam sesuka hati di air sungai yang segar bening dan alami. Beraneka ragam bebatuan gunung ada sungai ini. Ketinggian air tidak terlalu dalam. Jadi, anak-anak bisa bermain air sepuasanya.

Sebenarnya sih, menurut saya, menyeberangi sungai tanpa jembatan juga tidak apa-apa. Malah seru. Basah-basahan sambil bermain air yang dingin dan sejuk. 

Setelah menyeberangi sungai, kami menyusuri jalan yang bertanah dan becek. Di samping kiri dan kanan, kami disuguhi persawahan hijau yang menyejukkan mata.

Rasanya sudah lama juga saya atau kami tidak melihat persawahan yang begitu hijau. Gemericik suara sungai begitu terdengar sehingga menambah kesyahduan alam.

Entah berapa jauh kami melangkah hingga kami kembali melalui jalan menanjak dan agak curam. Tidak terlalu jauh sih. Tanahnya tidak terlalu becek. Jadi, perjalanan cukup mudah ditempuh. Tentu dengan bantuan tongkat trekking.

Dokumentasi Jamsyar
Dokumentasi Jamsyar

Sampailah kami di bukit ilalang. Dikatakan bukit ilalang karena bukit ini banyak ditumbuhi ilalang. Meski di kanan kiri banyak ilalang, namun jalur trekking ini mudah dilalui bagi anak anak hingga dewasa.

Di puncak bukit ini kita bisa melihat pemandangan gunung gunung yang ada di kawasan sekitar. Berikut sungai dan lahan persawahan dari ketinggian. Jalur yang kami tempuh yang membentuk seperti tapal kuda juga terlihat.

Puas mengitari pemandangan alam yang begitu menakjubkan dan berfoto, kami pun melanjutkan perjalanan. Kembali melewati perkebunan dan persawahan.

Di sepanjang perjalanan ini tersedia saung-saung dan warung-warung makanan. Jadi, jika merasa lelah dan butuh istirahat bisa menyewa saung-saung ini. 

Atau istirahat sejenak di warung sambil minum dan nyemil sambil bercengkrama dengan alam dan bersenda gurau bersama kawan-kawan.

Setelah melewati perkampungan, perjalanan akhirnya sampai juga ke Curug Leuwi Asih. Tapi hanya beberapa yang ke sini, termasuk saya. 

Sebenarnya, ke Curug Leuwi Asih ini tidak masuk dalam trip karena mengejar waktu. Tapi ya sayang saja sudah dekat kok hanya dilewati saja. Terlebih kawasan ini sangat sejuk karena berada di kaki bukit yang bernama Bukit Handeleum.

Curug Leuwi Asih ini berbeda dengan curug-curug lainnya. Curug ini memiliki air terjun yang aliran airnya tidak berasal dari tebing, melainkan dari perbedaan ketinggian sungai yang dihalangi dengan bebatuan yang cukup besar.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Di Curug Leuwi Asih ini juga didominasi dengan adanya bebatuan yang berukuran cukup besar, sehingga menambah nilai keindahan dan keeksotisan.

Adanya bebatuan yang cukup besar di sepanjang sungai juga bisa dijadikan spot foto atau pijakan untuk mendapatkan foto yang cantik dan eksotis.

Kedalaman curug ini mencapai 3 meter. Karena itu, ada papan pengumuman "bagi yang tidak bisa berenang dilarang berenang".

Curug Leuwi Asih yang indah nan eksotis ini berada di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tepatnya ada di Kampung Wangun Landeuh, Desa Karang Tengah.

Puas menikmati kesegaran air terjun dan berfoto, kami pun melanjutkan perjalanan menuju titik terakhir. Tidak sampai 30 menit sampailah kami di garis "finish". Waktu yang ditempuh 2 jam lebih sedikit.

Kendaraan yang tadi menjemput kami di hotel sudah terlihat standby. Dari sini, kami lanjut makan siang di rumah makan. Jaraknya tidak jauh dari titik finish. Dekat banget. Tinggal belok ke kanan saja.

Kegiatan trekking ini, menurut kami, sangat bermanfaat. Selain menyehatkan tubuh dan pikiran, membuat kami refresh, juga semakin mendekatkan hubungan baik yang terjalin selama ini antara kawan-kawan dan juga antara Jamsyar.

Sejak pandemi Covid-19 melanda, kegiatan trekkinga menjadi tren wisata baru. Karena wisata ini berbasis petualangan di alam, trekking kian populer. 

Wisata trekking menjadi lebih privasi, tidak krodit, berada di alam terbuka, udara sejuk, disuguhi pemandangan alam yang indah, membuat orang banyak yang beralih berwisata ke alam. Sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam keadaan pandemi.

Jadi, rasa lelah berjalan tidak terasa karena terbayarkan oleh pemandangan alam yang menyejukkan mata. Seketika rasa lelahpun hilang.

Mengutip berbagai sumber, ada 7 manfaat trekking. Yaitu, mengurangi stres, baik untuk pernapasan, menguatkan jantung, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, mengurangi berat badan, memperkuat daya tahan tubuh, dan mencegah pengeroposan tulang.

Demikian laporan saya. Selamat weekend.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun