"Bunda hari ini mau ke mana?" tanya suami tadi pagi.
"Nggak ke mana-mana sih, paling ke HGA," jawab saya.
"Ngapain?" tanyanya, yang saya jawab mau ambil obat Kakak Putik.
"Mau naik apa, ojek?" tanya suami.Â
Kebetulan memang suami tidak bisa mengantar atau mengambilkan karena harus ke kantor pusat di Lippo Karawaci. Biasanya sih suami. Dan, ambil obat tidak bisa besok, harus hari ini.
"Nggak, naik angkot aja. Sekarang tarif ojek naik. Tarif angkot aja naik Rp2000," kata saya.Â
Suami lantas memberikan uang Rp50.000 untuk ongkos. Alhamdulillah.
Baca juga:Â Angkot Isi BBM Bersubsidi, Eh Habis, Jatah di SPBU Dibatasi?
Ya, tadi siang, saya ada keperluan di RS Hasanah Graha Afiah (HGA) Raden Saleh, Depok 2, Jawa Barat. Saya mau ambil obat anak saya yang Sabtu kemarin habis kontrol.
Saya cek tarif ojek online. Di aplikasi tertera Rp29.500. Wah pakai 500-an segala. Sebelumnya tidak pernah ada. Baru kali ini saya lihat. Berarti, tarif ojol kali ini benaran naik. Biasanya Rp26.000.
Kalau PP berarti saya harus keluar uang sekitar Rp60.000. Lumayan juga ya bisa buat beli sembako berikut kawan-kawannya. Salah BBM juga sih kenapa harganya harus naik. Jadinya kan jiwa emak-emak saya meronta-ronta.
Akhirnya, saya putuskan naik angkot saja. Kebetulan saya tidak lagi terburu-buru. Agak santai. Cuaca juga agak cerah, meski terkadang kelabu. Tidak apa-apa harus jalan kaki dulu ke depan kompleks. Anggap saja olahraga.
Baca juga:Â Harga BBM Bersubsidi Naik Hari Ini? Tarif Angkot Depok Naik Rp2000
Saya juga ingin tahu apakah tarifnya berubah setelah Pemerintah Kota Depok secara resmi menetapkan tarif baru angkutan kota (angkot) pada Sabtu 10 September 2022.
Tercatat, tarif angkutan umum dalam Kota Depok naik Rp 1.000 hingga Rp 1.500 untuk semua trayek. Namun Khusus untuk pelajar semua trayek dikenakan tarif Rp 3.000.
Aturan itu tertuang pada Peraturan Wali (Perwal) Depok Nomor 52 Tahun 2022 tentang Tarif Penumpang untuk Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek Perkotaan sebagai evaluasi tarif dari naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.
Saya ingin tahu, apakah supir angkot mengikuti aturan ini atau mengabaikan? Kalau sebelumnya kan tarif angkot naik Rp2.000. Sementara pelajar Rp3.000 untuk jarak dekat dan Rp5.000 untuk jarak jauh.
Ok, dari depan kompleks saya naik angkot D05 tujuan Terminal Depok. Saya perhatikan di pintu angkot tidak ada tempelan "daftar tarif sementara" sebagaimana beberapa hari sebelumnya.
Saya turun di Balai Kota Depok. Saya kasih uang Rp10.000. Oleh pengemudi dikembalikan Rp4.000. Berarti tarifnya Rp6.000. Itu artinya tarif "hanya" naik Rp1.000, yang juga berarti tarif turun Rp1.000 yang sebelumnya Rp7.000.
Wah, lega dong saya. Alhamdulillah. Saya naik jembatan penyeberangan orang dengan tersenyum. Bayangkan saja tarif diturunkan Rp1.000 saja sudah bisa membuat saya tersenyum.
Bagaimana kalau lebih dari itu? Bisa-bisa sepanjang perjalanan saya tersenyum mulu. Tidak ada yang tahu ini saya senyum-senyum sendiri. Kan pakai masker hehehe...
Selanjutnya, saya naik angkot pink D.09 dari halte Bank BJB. Saya perhatikan di pintu angkot tidak ada tempelan "tarif sementara" seperti yang saya lihat sebelumnya. Saya juga tidak mendengar ada keluhan yang keluar dari mulut sang sopir.
Di dalam angkot ada beberapa anak pelajar SMP. Ketika mereka turun di tempat berbeda, saya perhatikan mereka membayar Rp3.000. Mereka membayar dengan uang pas: Rp2.000 + Rp1.000. Berarti, tarif pelajar berlaku sama.
Saya pun turun di RS HGA. Saya kasih uang Rp10.000. Sengaja saya kasih pecahan 10.000 biar saya tahu kembalianya berapa tanpa perlu bertanya. Oleh supir, saya mendapat kembalian Rp5000.
Oh berarti turun Rp1000 yang sebelumnya sempat naik Rp2000. Waktu itu, saya bayar Rp6000. Yeaayyy.... Legga dong saya. Tersenyum lagi dong saya. Rasanya saya mau jingkrak-jingkrak. Bagaimana kalau tarif nol rupiah ya? Wah, asyik banget.
Saya cuma sebentar di RS HGA. Tidak sampai 1 jam. Pulangnya, saya memutuskan naik angkot lagi. Saya naik angkot pink D.09 tujuan Terminal Depok. Saya perhatikan, di pintu angkot bersih. Tidak ada tempelan-tempelan. Termasuk tidak ada tempelan "tarif sementara".
Ketika turun di apotek sebelum lampu merah, yang biasa ada 1 atau 2 angkot D.05 ngetem, supir memberikan uang kembalian Rp5000. Wah, fix nih tarif angkot "turun" Rp1000.
Begitu pula ketika saya naik angkot D.05, waktu saya turun di Permata Depok, saya mendapat kembalian yang sama ketika saya pergi naik angkot dengan rute yang sama.
Senangnya hati saya. Berarti PP saya "hanya" mengeluarkan duit Rp22.000. Berarti, saya bisa menghemat Rp38.000 karena tidak jadi naik ojol.Â
Maaf ya, kalau saya berpaling ke lain hati. Saya hanya bisa berdoa semoga Allah melancarkan rezeki para pengemudi ojol dan pengemudi-pengemudi lainnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok Eko Herwiyanto, mengatakan, penetapan tarif angkot ini diputuskan setelah melakukan pertemuan dengan badan usaha angkutan seperti DPC Organda Kota Depok.
Dalam pertemuan ini, pihak Dinas mendengarkan aspirasi dan masukan mengenai kenaikan tarif angkutan umum pasca pemerintah mengumumkan kenaikkan harga BBM.
"Alhamdulillah sudah ada ketentuan tentang kenaikan tarif, sekarang juga sudah termaktub dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) Kota Depok Nomor 52 Tahun 2022 tentang Tarif Penumpang untuk Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek Perkotaan," ujar Eko, dalam keterangan tertulis (9/9/2022) sebagaimana dikutip kompas.com.
Eko mengatakan, evaluasi tarif angkot terbaru telah mempertimbangkan biaya operasional kendaraan (BOK), yang terdiri dari beberapa komponen. Seperti suku cadang, service besar dan berkala, biaya administrasi surat kendaraan, BBM dan lain-lain.
Selain itu, juga mempertimbangkan kenaikan tarif angkutan penumpang umum dalam kota di wilayah sekitar. Pihaknya berharap dengan terbitnya perwal ini Kota Depok, Jawa Barat, semakin kondusif.
Seperti diketahui, tarif yang telah ditetapkan oleh Perwal Depok berlaku untuk semua trayek yang dilayani di wilayah Kota Depok.
Penetapan ini wajib ditempelkan pada bagian yang jelas terlihat dan mudah dibaca oleh penumpang. Nah, bagian yang ini belum saya temukan di angkot yang saya naiki tadi.
Tidak apa-apalah, yang penting tarifnya "turun". Buat emak-emak seperti saya, ya cukup melegakan.
Demikian laporan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H