Petugas juga tidak menolak. Mungkin karena urgent barangkali ya. Jadi, pembelian tanpa melalui MyPertamina dilayani. Entahlah. Tapi pengemudi bilang ribet harus lewat MyPertamina.Â
MyPertamina sendiri sebagaimana disampaikan Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Nicke Widyawati, memang baru sedikit yang menggunakan aplikasi tersebut. Saat ini dari 33 juta kendaraan roda empat yang ada di Indonesia, baru 2 juta yang sudah daftar.
Terkait BBM bersubsidi yang habis, apakah memang dibatasi? Saya coba telusuri di Mbah Google, katanya sih memang mau dibatasi, tapi masih digodog. Masih menunggu arahan Menteri BUMN Erick Thohir.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sendiri sebagaimana dikutip liputan6.com, telah menyerahkan skema terbaru soal teknis pembatasan distribusi BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
Regulasi tersebut tertuang dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Nicke Widyawati, saat Rapat Dengan Pendapat (RDP) di Komisi VI DPR-RI, Jakarta, Kamis 8 September 2022, mengaku telah membuat simulasi pembatasan dengan pemerintah.
Ada 3 pilihan yang telah disimulasikan untuk mengurangi penggunaan bensin jenis Pertalite.
Pilihan pertama membatasi kendaraan roda empat dengan kapasitas mesin 1.500 cc dan kendaraan roda dua 250 cc. Kedua membatasi kendaraan roda empat berkapasitas mesin 1.400 cc dan kendaraan roda dua berkapasitas 150 cc.
Opsi ketiga, BBM subsidi hanya boleh dinikmati pengguna kendaraan roda 2 dan kendaraan pelat kuning alias angkutan umum saja. Artinya, selain motor, hanya kendaraan umum atau transportasi publik yang bisa membeli Pertalite.
Tapi kan opsi-opsi ini belum berlaku. Jadi, menurut pemikiran saya seharusnya taksi online masih bisa dong mengisi BBM bersubsidi jenis Pertalite. Apakah memang sudah diberlakukan tapi bertahap?Â
Seperti diketahui, pemerintah telah resmi menaikkan harga BBM bersubsidi per 3 September 2022. Pertalite yang sebelumnya Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp10.000 per liter. Harga Solar subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.