Tapi angka ini masih cukup besar bagi mitra pengemudi. Kalau bisa diturunkan menjadi 10 persen sebagaimana tuntutan demo rekan-rekannya kepada pemerintah.
Menurutnya, kenaikan harga BBM tanpa diiringi kenaikan tarif ojol akan merugikan pengemudi ojol. Bagaimanapun, BBM menjadi pengeluaran utama bagi pengemudi. Belum lagi biaya perawatan kendaraan.Â
Sementara di sisi lain, para pengemudi ojol tidak memiliki penghasilan tetap. Karena besaran pendapatan tidak jelas, tidak menentu. Bergantung pada jumlah perjalanan yang dijalankan.
"Iya kalau lagi banyak orderan, kalau lagi sepi penumpang? Ditambah harga BBM yang naik, ya pengeluaran ikutan naik, sementara penghasilan menurun," katanya.
Baginya, kondisi ini bagai makan buah simalakama. Dimakan ibu mati, tak dimakan ayah yang mati. Pepatah yang menggambarkan seseorang yang berada di antara dua pilihan sulit.Â
Mengapa? Ya memang tidak ada pilihan lagi. Mau tidak mau profesi ini tetap dijalani. Ia sih berharap, tarif ojol jangan naik terlalu tinggi. Meski kenaikannya mencapai 33 persen, itu bukan kabar yang menggembirakan buatnya.
"Tarif ojol naik, bbm naik, pasti memberatkan penumpang. Dikhawatirkan akan beralih ke angkutan lain. Minimal, kenaikan tarif ojol harus masih bisa terjangkau oleh masyarakat," katanya.Â
Saya saja merasa berat juga kalau tarif ojol naik terlalu tinggi. Bagai buah simalakama juga buat saya. Seperti saat ini, tidak ada pilihan lain memang harus naik ojol. Terlebih jika tidak kendaraan alternatif buat ke sana.
Bisa jadi, tarif ojol naik besok, Sabtu 10 September 2022, mau tidak mau saya beralih ke angkutan yang murah meriah seperti angkot, mikrotrans yang tarifnya nol rupiah atau bus TransJakarta yang tarifnya hanya Rp3500. Meski untuk ke haltenya harus berjalan kaki dulu.Â
Naik ojol kalau dalam keadaan terpaksa dan mendesak saja. Ya dampaknya akan membuat pendapatan pengemudi menurun. Karena bisa jadi, tidak hanya saya yang berpikiran seperti itu. Dilematis juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H