Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tarif Ojol Naik, Harga BBM Bersubsidi Naik, Bagai Buah Simalakama

9 September 2022   16:01 Diperbarui: 9 September 2022   16:06 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi angka ini masih cukup besar bagi mitra pengemudi. Kalau bisa diturunkan menjadi 10 persen sebagaimana tuntutan demo rekan-rekannya kepada pemerintah.

Menurutnya, kenaikan harga BBM tanpa diiringi kenaikan tarif ojol akan merugikan pengemudi ojol. Bagaimanapun, BBM menjadi pengeluaran utama bagi pengemudi. Belum lagi biaya perawatan kendaraan. 

Sementara di sisi lain, para pengemudi ojol tidak memiliki penghasilan tetap. Karena besaran pendapatan tidak jelas, tidak menentu. Bergantung pada jumlah perjalanan yang dijalankan.

"Iya kalau lagi banyak orderan, kalau lagi sepi penumpang? Ditambah harga BBM yang naik, ya pengeluaran ikutan naik, sementara penghasilan menurun," katanya.

Baginya, kondisi ini bagai makan buah simalakama. Dimakan ibu mati, tak dimakan ayah yang mati. Pepatah yang menggambarkan seseorang yang berada di antara dua pilihan sulit. 

Mengapa? Ya memang tidak ada pilihan lagi. Mau tidak mau profesi ini tetap dijalani. Ia sih berharap, tarif ojol jangan naik terlalu tinggi. Meski kenaikannya mencapai 33 persen, itu bukan kabar yang menggembirakan buatnya.

"Tarif ojol naik, bbm naik, pasti memberatkan penumpang. Dikhawatirkan akan beralih ke angkutan lain. Minimal, kenaikan tarif ojol harus masih bisa terjangkau oleh masyarakat," katanya. 

Saya saja merasa berat juga kalau tarif ojol naik terlalu tinggi. Bagai buah simalakama juga buat saya. Seperti saat ini, tidak ada pilihan lain memang harus naik ojol. Terlebih jika tidak kendaraan alternatif buat ke sana.

Bisa jadi, tarif ojol naik besok, Sabtu 10 September 2022, mau tidak mau saya beralih ke angkutan yang murah meriah seperti angkot, mikrotrans yang tarifnya nol rupiah atau bus TransJakarta yang tarifnya hanya Rp3500. Meski untuk ke haltenya harus berjalan kaki dulu. 

Naik ojol kalau dalam keadaan terpaksa dan mendesak saja. Ya dampaknya akan membuat pendapatan pengemudi menurun. Karena bisa jadi, tidak hanya saya yang berpikiran seperti itu. Dilematis juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun