Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tarif Ojol Naik, Harga BBM Bersubsidi Naik, Bagai Buah Simalakama

9 September 2022   16:01 Diperbarui: 9 September 2022   16:06 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: kompas.com

Lucu juga ya, saya sebagai pengguna (dan pengguna lainnya) dibebankan biaya sewa aplikasi. Dalam pemikiran saya, pihak penyelenggara menerima fee dari operator telekomunikasi karena untuk mengorder ojol kan pakai data internet. 

Lha kan download aplikasinya gratis, tapi kan ada kuota internet yang tergerus. Setiap pengguna order ojol, bayarnya juga pakai kuota internet. Jadi, mengapa harus bayar sewa aplikasi lagi? 

Atau mungkin biaya itu dibebankan kepada pengguna dan mitra pengemudi? Jadi, dari Rp10.000 itu, setengahnya dari saya, setengah lagi dari pengemudi? Entahlah. Kalau memang begitu, tetap saja kebijakan itu aneh.

Dia sih tidak masalah dengan adanya potongan tersebut, tapi ya sewajarnya. Jangan yang "mencekik". Kalau potongan ini tetap sama atau bisa jadi ikutan naik akibat BBM bersubsidi naik, ya sama saja dengan bohong.

"Percuma aja tarif ojol naik kalau harga BBM naik tapi potongan juga tidak berkurang. Untungnya buat ojol apa? Belum makan, belum minum, belum BBM, belum yang lainnya. Jadi, kayak kerja rodi," tuturnya.

Seharusnya, pihak kantor pusat (penyedia aplikasi) paham, BBM naik ya mitranya jangan dikenakan potongan. Jangan dibebankan kepada costumer juga. Berapa banyak sih pegawai di kantor pusat masa potongannya gede banget. 

"Kan lebih banyak mitra pengemudinya dibanding pegawainya," katanya. Saya pun mengangguk-angguk mendengarkan curahan hatinya.

Dia pun berandai-andai. Jika saja tarif yang dibayarkan pelanggan diterima utuh, betapa bahagianya dirinya. Tingkat kesejahteraan hidupnya bisa terangkat naik.  Berapa banyak mitra pengemudi yang hidupnya tidak lagi "Senin - Kamis".

Saya sendiri menilai jatah buat kantor pusat ojek online cukup besak juga. Berapa uang yang masuk dalam sehari untuk pengemudi yang sama? Ditambah dengan mitra-mitra pengemudi yang jumlahnya ribuan itu? Kalau saya di posisi pengemudi, tentu berat.

Menurutnya, semua pengemudi ojol keberatan dengan potongan ini. Itu sebabnya, tuntutan bukan sekedar pada naiknya tarif ojol, tetapi juga minta tarif sewa aplikasi diturunkan. Kalau bisa dihapuskan.

Dia sih mengapresiasi peran pemerintah untuk menurunkan tarif sewa aplikasi yang tadinya 20 persen dari tarif menjadi 15 persen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun