Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

dr. Rubini, Dokter Pejuang yang Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional

3 September 2022   17:21 Diperbarui: 3 September 2022   17:35 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai generasi ketiga dari dr Rubini, Widya dan ahli waris lain bersedia memberikan data-data untuk mendukung usulan tersebut. Harapannya, tentu saja apa yang diinginkan masyarakat Mempawah agar dr Rubini ditetapkan sebagai pahlawan nasional bisa segera terealisasi.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Sejawaran Prof Asvi Warman Adam juga menyatakan dr Rubini patut diangkat menjadi pahlawan nasional. Terlebih ia telah membaca dan mempelajari naskah akademik terkait alasan pengusulan dr Rubini sebagai pahlawan nasional. 

Dalam naskah akademik sebanyak 40 halaman, ia menangkap aspek dr Rubini sebagai pejuang kemanusiaan dan pejuang kemerdekaan sangat ditonjolkan. Menurutnya, itu sangat tepat.

Prof Asvi mengatakan ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam naskah akademik tersebut. Bahwa sosok dr Rubini adalah pejuang sepanjang hayat dan seorang dokter yang berkarya melebihi tugasnya. 

"Dua hal tersebut akan lebih menguatkan alasan mengapa dr Rubini pantas menyandang gelar pahlawan nasional," tegasnya.

Berkarya melebihi tugasnya ini lanjut Prof Asvi dapat dilihat dari sepak terjang dr Rubini dalam aktivitasnya sebagai dokter. Ia memulai tugasnya di Kalbar sebagai dokter keliling. Ketika menjabat sebagai kepala rumah sakit daerah, ternyata dr Rubini juga tetap masih berkeliling untuk menyambangi pasien-pasiennya.

Tidak hanya itu, keputusan dr Rubini untuk menetap di Kalbar saat pendudukan tentara Jepang menjadi bukti Rubini telah berkarya melebihi tugasnya. Sebagai dokter, ia bisa saja bersedia dievakuasi ke Jakarta atau ke Bandung. Tetapi nyatanya, dr Rubini memilih tetap berada di tengah rakyat Kalbar.

Karena itu, Prof Asvi meminta agar tim penyusun naskah akademik segera melengkapi narasi tentang sosok dr Rubini agar aspek kemanusiaannya tergambar lebih jelas.

Acara mengenang almarhum dr Rubini menghadirkan narasumber Prof. Dr. Agus Mulyana, M. Pd, Ketua Umum MSI, Guru Besar Pendidikan Sejarah UPI, Mansyur, S. Pd., M. Hum, Sejarawan Kalimantan Selatan.

Selain itu, menghadirkan pula dosen Pendidikan Sejarah Universitas Lambung Mangkurat dan M. Rikaz Prabowo, M. Pd MSI Kalimantan Barat, penulis Biografi dr. Rubini serta penanggap Jend. (Purn.) H. Agum Gumelar Ketua Ikatan Alumni Lemhannas dan Ketua Pepabri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun