Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Ada KKM di Kurikulum Merdeka

9 Agustus 2022   20:45 Diperbarui: 9 Agustus 2022   21:04 4561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Silaturahmi wali murid dengan wali kelas (dokumen pribadi)
Silaturahmi wali murid dengan wali kelas (dokumen pribadi)

Itu sebabnya, nanti di semester kedua ada pemindahan peserta didik. Itu artinya, tidak lagi di kelas yang sama. Atau bisa jadi pemisahan peserta didik sesuai peminatan mata pelajaran ini ketika anak didik naik kelas.

Jika pada kurikulum biasanya, dalam satu kelas diisi dengan murid yang sama, begitu pula ketika kenaikan kelas. Nah, tidak begitu di era kurikulum merdeka ini. Pada semester awal murid-murid yang tadi di kelas yang sama, bisa jadi di semester berikutnya berada di kelas yang lain. 

Seperti anak saya nih, di kelas X sekelas dengan teman A dan sebangku dengan teman B. Bisa jadi di semester berikutnya anak saya di kelas yang lain dengan teman kelas yang berbeda.

Pada akhir masa pendidikannya kelak, para peserta didik dituntut untuk menyelesaikan suatu esai ilmiah sebagai tugas akhir. Hal ini untuk mengasah kemampuan para peserta didik berpikir kritis, ilmiah, dan analitis.

Meski memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya lebih maju dibanding Kurikulum 2013 atau Kurtilas, namun juga penerapan tidak lepas dari kekurangan. 

Mungkin karena masih dalam masa transisi, persiapan penggunaan kurikulum ini dinilai masih belum optimal. Salah satu indikatornya, belum tersedianya buku paket yang merujuk pada kurikulum merdeka ini.

Itu sebabnya, hingga sekarang anak-anak belum dipinjamkan buku paket yang pendanaannya berasal dari BOS atau Bantuan Operasional Siswa. Buku paket ini juga belum jelas perbedaanya dengan buku paket Kurtilas.

Kurikulum merdeka ini baru diterapkan di kelas awal, sementara kelas lanjutan yaitu kelas 11 dan kelas 12 tetap mengacu pada Kurtilas. Mengapa, karena dikhawatirkan anak harus beradaptasi lagi dengan kurikukum baru.

Untuk menentukan anak didik naik kelas atau tidak, tidak lagi ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Selama ini, guru juga belum begitu memahami dari mana angka batas minimum tersebut didapatkan.

KKM yang biasanya menjadi acuan untuk menentukan capaian belajar siswa memang menjadi acuan penilaian di akhir semester. KKM ini untuk mengetahui apakah nilai yang diperoleh siswa sudah tuntas atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun