Senin 18 Juli 2022, hari pertama anak kedua saya mengikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dan Latihan Dasar Kepemimpinan Taruna (LDKT) di SMK Negeri 2 Depok.Â
Sekolah yang beralamat di jalan Abdul Wahab, Pintu 2 Telaga Golf, Sawangan Lama, Kecamatan Sawangan, dan persis di belakang Kelurahan Sawangan, ini adalah SMKN terbaik di Kota Depok, Jawa Barat.
Anak saya memilih SMK Negeri 2 Depok karena ia berminat di desain mode atau tata busana. Ia memang suka menggambar animasi dan desain-desain mode. Jadi, ia tidak masalah masuk ke SMKN ini.
SMK Negeri 2 Depok ini memiliki 6 program keahlian. Selain Tata Busana, ada Teknik Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Audio Video, Tata Boga, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, dan Teknik Komputer Jaringan.
Mengapa SMK Negeri menjadi pilihan anak saya? Karena "realistis" saja untuk masuk ke SMAN terbentur zonasi atau jarak. Pilih ke SMAN yang berada di wilayah kecamatan yang sama, tetap tidak diterima.
Jarak terjauh yang diterima tidak sampai 1 km. Sementara jarak rumah ke sekolah itu sekitar 3 km. Jadi, sudah pasti terpental. SMAN yang lain malah jarak terjauh yang diterima di angka 700 meter - 800 meter - 900 meter.
Untuk mendaftar di SMKN, faktor zonasi tidak menentukan. Seberapa jauh jaraknya, akan diterima selama kuota masih memungkinkan. Mendaftar tetap secara online tapi tidak akan terganjal oleh jarak.
Mungkin karena SMKN di Depok hanya ada 4, tidak sebanyak SMAN. Mungkin juga karena peminat ke SMKN tidak sebanyak ke SMAN mengingat jenis pendidikan di SMKN lebih ke vokasi atau keahlian.
Jadi, untuk faktor zonasi sepertinya dikesampingkan agar dapat menerima siswa dari zonasi mana saja. Jika faktor zonasi menjadi pertimbangan, kemungkinan besar jumlah siswa yang diterima sedikit.
Jika itu terjadi, tujuan yang akan dicapai tidak sesuai harapan. Sebagaimana kita ketahui SMK adalah pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan setingkat SMA.
Jenis sekolah ini bertujuan untuk menyiapkan siswa-siswanya agar siap masuk ke dunia kerja, atau melanjutkan studi, atau menjadi wirausaha.
Itu sebabnya, porsi untuk praktik mencapai 60 persen sedangkan untuk teori 40 persen saja. Para siswanya akan lebih banyak menghabiskan waktu di ruang praktik dibandingkan di ruang kelas seperti SMA.
Nah, tadi saya mengantar anak saya. Ingin tahu saja lokasi persisnya. Soalnya jaraknya itu lumayan jauh, sampai 7 km. Saya ingin memastikan anak saya aman saja. Saya juga ingin tahu akses ke sekolah mudah atau tidak jika naik angkot.
Waktu berangkat sih naik taksi online. Jalanan tidak terlalu macet karena driver mengambil jalan pintas. Butuh waktu sekitar 1 jam untuk bisa sampai ke sini.
Dari jalan raya utama cukup jauh juga. Terus masuk ke area bekas RSUD Depok. Lokasinya persis di belakang Kelurahan Sawangan.
Pulangnya, setelah saya tanya-tanya ke warga sekitar, tidak ada angkot langsung yang lewat SMKN 2 Depok. Jadi, harus jalan kaki dulu ke jalan raya utama. Entah berapa jaraknya, yang pasti butuh 30 menit untuk berjalan kaki.
Angkot 03 sih lumayan banyak. Cuma, bukan rahasia lagi kalau jalan raya Sawangan itu daerah macet. Butuh waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai di tujuan akhir Stasiun Depok Baru. Saya sampai mandi sauna gratis.
Dari sini, baru deh naik commuterline turun di Stasiun Citayam. Bisa saja sih naik angkot 05 tujuan Citayam, tapi karena biasanya macet dan udara juga cukup panas, jadi lebih nyaman naik KRL.
Jaraknya cuma tiga stasiun saja: Depok Baru, Depok Lama, Citayam. Tidak sampai 15 menit. Adem lagi karena berAC, kereta juga masih lowong. Baru deh dari Stasiun Citayam dijemput suami.
Sampai rumah, saya dan anak saya langsung teler. Perjalanan yang cukup menguras waktu membuat kami langsung merebah di kasur. Sepertinya tubuh masih "shock" karena belum terbiasa dengan rute sejauh itu.
Besok-besok, anak saya rute ke atau dari sekolahnya begitu. Berhubung kalau berangkat pagi terdesak waktu maka dari rumah naik ojek online atau bisa juga diantar suami kalau memang waktunya memungkinkan.
Pulang dari sekolah baru deh naik angkot karena waktunya lebih leluasa, tidak terburu-buru, lanjut deh naik KRL, terus dijemput oleh daddynya atau kakaknya di Stasiun Citayam.
Di SMK Negeri 2 Depok sendiri pelajaran yang diberikan disesuaikan dengan jurusan SMK yang diambil. Ada juga kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler sekolah seperti karate, basket, futsal, grup belajar dan lainnya.
Tersedia juga berbagai fasilitas SMK seperti ruang kelas yang nyaman, laboratorium praktikum, perpustakaan, lapangan olahraga, kantin dan lainnya.
Siswa yang belajar di SMKN 2 Depok tidak hanya bisa menyerap ilmu pelajaran yang disampaikan guru, namun bisa membawa nama harum sekolah. Bisa membuktikan menjadi yang terbaik.
Terlihat dari banyaknya piala yang menghiasi etalase yang terpajang di ruang tunggu SMKN 2 Depok. Beragam perlombaan dengan beragam juara berhasil diraih sekolah ini.
Oh iya, proses penjurusan juga dimulai sejak awal pendidikan agar siswanya bisa benar-benar fokus terhadap keahlian yang dipilih. Kalau anak saya sih pilih jurusan Tata Busana karena minatnya di situ.
Pertanyaannya, mengapa harus ke SMK(N)?Saya bilang, pertama pilihan bidang beragam. Tentu saja disesuaikan dengan minat dan passionnya. Saat ini, SMK di Indonesia memiliki 9 bidang keahlian dengan 49 program keahlian dan 146 kompetensi.
Ada teknologi informasi dan komunikasi, teknologi dan rekayasa, bisnis dan manajemen, pariwisata, agribisnis dan agroteknologi, kesehatan dan pekerja sosial, kemaritiman, seni dan industri kreatif, serta energi dan pertambangan.
Kedua, ada pembekalan kewirausahaan. Jadi, nanti setelah lulus sudah punya bekal jika ingin membuka wira usaha.
Ketiga, lulus SMK bisa langsung bekerja. Malah suka ada yang "dibajak". Karena sudah ada keahlian, biasanya pihak perusahaan tidak perlu melatih lagi.
Hanya sekedar memberikan arahan-arahan atau insight. Istilahnya "link and match" sehingga kurikulum antara SMK dengan dunia industri berkesesuaian dengan industri.
Biasanya lulusan SMK lebih disukai perusahaan karena terbukti memiliki keterampilan bekerja yang baik dibandingkan lulusan yang belum pernah bekerja.
Belum lagi jika SMK bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk menyalurkan lulusannya agar menjadi karyawan perusahaan. Jadi, setelah lulus sudah siap kerja tanpa harus menganggur lama-lama.
Terlebih saat lulus, siswa SMK juga dibekali dengan sertifikasi kompetensi sebagai bukti memang memiliki kompetensi di bidang tersebut. Dengan demikian, lulusan SMK ini memiliki peluang lebih besar untuk diterima di industri dibanding dengan lulusan sekolah umum.
"Lulusan SMK bisa lanjut kuliah nggak Bund?" tanya anak saya.
Saya jawab, lulusan SMK juga bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena memiliki peluang yang sama dengan yang lain. Lewat bekal kompetensi yang sudah dimiliki akan lebih memudahkan mengikuti pembelajaran.
Terlebih, sekarang kan banyak politeknik dan perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi (PTPPV) yang menyediakan jurusan-jurusan baru atau linier dengan kompetensi yang ada di SMK.
"Tadi kan ada mahasiswa Universitas Negeri Jakarta jurusan Tata Busana dan Tata Boga yang berkunjung ke SMKN 2 Depok, nah Kakak Najmu bisa lanjut kuliah di situ atau di Politeknik Negeri Media Kreatif atau lainnya," jelas saya.
Keunggulan lainnya, belajar di SMK bisa praktik langsung di lapangan untuk mengaplikasikan ilmu yang dipelajari. Praktik ini akan membuat kemampuan kita semakin baik lagi.
"Praktik kerja di lapangan adalah awal untuk masuk ke dunia kerja. Jadi, nanti Kakak nggak kaget lagi jika benar-benar sudah bekerja karena sudah melewati masa praktek kerja di lapangan," kata saya.
Semoga saja anak saya memang passionnya benar-benar di situ. Berulang kali saya bertanya untuk memastikan, jawabannya tidak berubah. Minatnya di tata busana, bukan bidang lain.
Ada sih SMKN 3 Depok yang jaraknya sekitar 6,5 km di Depok 2. Sama saja sih jaraknya, beda 500 meter saja. Hanya, akses transportasinya cukup mudah. Tapi, ya anak saya tidak mau.
Dari keahlian yang ada -- Teknik Komputer Jaringan, Bisnis Konstruksi dan Properti, Bisnis Daring dan Pemasaran, Akuntansi Keuangan & Lembaga, Administrasi Perkantoran, dan Perbankan Syariah, tidak ada yang diminati anak saya.
Ya wis, saya sebagai orangtua hanya bisa mengarahkan, memfasilitasi, dan mendoakan agar anak-anak saya dimudahkan dan dilancarkan dalam mencapai cita-citanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H