Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Human Resource Gathering Bangun Sinergi Perusahaan dan Karyawan

21 Juni 2022   08:55 Diperbarui: 21 Juni 2022   09:10 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: dokumentasi GetPaid Indonesia

Oman Rahman, Marketing Manager Getpaid Indonesia, menyampaikan banyak faktor mengapa startup berguguran saat ini. Bisa jadi karena investor yang sudah tidak bisa lagi join atau mendukung untuk menyuntikkan dana.

Terjadi karena tidak seimbangnya jumlah startup dengan pendanaan atau suntikan dana yang diberikan oleh investor.

Startup memang bertumbuh, namun lupa kalau sebenarnya startup butuh pendanaan untuk bisa bersaing dan memberikan insentif kepada konsumen. Di sinilah pentingnya pendanaan bagi startup digital di Indonesia.

Hal lain yang membuat startup kolaps bisa juga karena biaya promo atau "bakar uang" yang tidak seimbang dengan pendapatan dan biaya operasional. Sehingga mau tidak mau startup gulung tikar dan tidak mampu melanjutkan usahanya.

"Jadi, sebaiknya jangan terlalu "bakar uang" di awal jika tidak kuat dalam hal pendanaan. Apalagi penanam modal tidak lagi menginginkan perusahaan rintisan yang jor-joran beli pasar atau bakar uang," katanya memberikan saran.

Investor biasanya menginginkan startup yang bisa menghasilkan arus kas dan EBITDA positif. EBITDA adalah singkatan dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization.

Dengan kata lain EBITDA adalah pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Secara umum, istilah ini untuk mengukur performa keuangan suatu perusahaan.

Nah, jika pengeluaran cukup banyak, maka startup dituntut bisa melakukan efisiensi. Misalnya dengan mengurangi biaya operasi dan belanja modal. Terkait efisiensi SDM bagian terakhir.

Oman menambahkan kurangnya inovasi juga bisa menjadi faktor lain yang membuat startup berguguran. Karena, pada dasarnya produk yang dijual oleh stratup digital adalah inovasinya.

Di Indonesia, jumlah startup alias perusahaan rintisan mencapai 2.379. Menempatkan Indonesia berada di urutan ke-5 dunia. Namun belakangan ini, banyak startup digital yang gulung tikar hingga harus PHK karyawannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun