Sengaja pilih hari biasa, bukan weekend untuk menghindari macet. Bukan rahasia lagi jika setiap akhir pekan atau hari libur nasional jalur puncak selalu padat merayap. Bisa berjam-jam di perjalanan. Jadi diputuskan hari biasa.
Sesampainya di sini, anak-anak langsung sarapan, lalu dilanjutkan dengan beberapa games yang sudah dipersiapkan hingga jelang makan siang.Â
Games-games ini dipersiapkan oleh anak-anak karena kegiatan ini kan "dari anak, oleh anak, untuk anak". Korlas dan orangtua tidak perlu ikut turun tangan. Cukup mengawasi saja.
Setelah shalat Dzuhur dan makan siang dilanjutkan dengan games berikutnya hingga menjelang sore. Di antaranya games oper tepung dan ambil koin di kolam.Â
Sementara anak-anak bermain, para orangtua healing dong ke perkebunan teh. Foto-foto dengan panorama alam yang menakjubkan. Sekaligus mempererat hubungan silaturahmi.
Setelah games yang basah-basahan dan kotoran-kotoran, anak-anak istirahat sambil membersihkan diri dan berganti pakaian. Ini menjadi waktu bebas anak-anak. Ada yang jalan-jalan ke perkebunan teh, ada yang bernyanyi dan berjoget, ada yang bercanda-canda.Â
Habis shalat Maghrib, anak-anak makan malam. Setelah itu dilanjutkan dengan tukaran kado. Kado-kado ini dibungkus bermacam-macam kertas. Ada dengan kertas kado, kertas koran, kertas coklat, kertas kalendar dan lain-lain.
Kado-kado ini disimpan di lantai. Empat anak maju berdasarkan nomor urut absen. Mata ditutupi kain. Berputar mengikuti irama lagu. Ketika lagu berhenti, baru deh anak-anak mengambil kado. Begitu seterusnya hingga kado habis.Â
Lalu dilanjutkan dengan pembagian hadiah games. Ada 36 hadiah yang dibagikan kepada anak-anak yang sudah mengikuti games.Â
Sudah? Belum! Sekarang giliran hadiah doorprize yang dibagikan. Ada 36 hadiah yang sudah diberi nomor. Anak-anak diminta untuk mengambil satu gulungan kertas.Â