Saya tanya kenapa bisa terkilir? Anak saya bilang karena terjatuh saat turun dari puncak. Waktu turun hujan cukup deras sehingga jalanan jadi licin.
Kebetulan juga hari mulai gelap. Tongkat yang dibawanya tidak cukup mampu menahannya. Dia pun terjatuh.
"Bagaimana, seru nggak? saya mengulang pertanyaan. Sambil meringis dia menjawab "seru".
Dia bercerita ketika mendaki, hujan turun dengan deras, kalau kata suami sih hujan badai karena angin bertiup cukup kencang, tapi anak saya tetap semangat mendaki.
"Iya, tapi 300 meter menuju puncak, Kakak lepas ranselnya, nggak mau bawa, minta Daddy yang bawa," timpal suami.
Suami tidak bisa memaksa. Karena suami punya riwayat serangan jantung, dan tidak kuat juga harus membawa dua ransel, akhirnya suami menyewa jasa porter untuk membawakan ransel anak kami hingga ke puncak.
Di puncak, cuaca teramat dingin. Suhunya minus sekian. Anak saya mengigil juga meski sudah memakai jaket tebal. Dulu, saya juga menggigil di dalam tenda hehehe...
Paginya baru deh cuaca agak terang. Pemandangan di Alun-alun Suryakencana begitu menakjubkan. Berada di ketinggian 2.750 mdpl, area seluas sekitar 50 hektar ini memang diliputi hamparan rerumputan dan bunga edelweis.
Anak saya menikmati keindahan alam ini sambil menyaksikan bentang alam di sekitarnya yang menakjubkan dari hamparan edelweis hingga puncak Gunung Gede.
"Wah, padahal Bunda pengen banget ikutan mendaki. Bunda masih kuat itu, orang sering jalan kaki," kata saya.