Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kongres I Jaringan Bank Pangan Indonesia, Upaya Entaskan Kelaparan di Tanah Air

27 Mei 2022   08:27 Diperbarui: 27 Mei 2022   08:52 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua YLPI Wida Septarina, pendiri FOI, M Hendro Utomo, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (Dokumen pribadi)

Peran perempuan entaskan kelaparan

Dosen Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si, menyampaikan,  kepemimpinan perempuan dan kaum ibu terutama di bidang pangan sangatlah penting. 

Menurutnya, perempuanlah yang mengambil keputusan atas pangan. Mulai dari mengumpulkan, mengolah, hingga mendampingi makan anak dan keluarga. Keterlibatan perempuan akan menciptakan generasi masa depan untuk kebangkitan bangsa Indonesia. 

"Gerakan 1000 Ibu, yang diinisiasi FOI sejak tahun 2020, yakni kegiatan dari ibu, untuk ibu, dan bersama ibu, gerakan kebangkitan perempuan melalui pangan yang perlu didorong dan diapresiasi," ujar Dr. Risa.

Peran perempuan juga terlihat pada organisasi-organisasi bank pangan di daerah. Lumbung-lumbung pangan modern ini dipelopori oleh kaum perempuan untuk mengantisipasi krisis pangan dan membangkitkan bangsa di masa depan. 

Saat ini, FOI Network mendorong pergerakan 8.412 sukarelawan yang bekerja di akar rumput di 43 kota/kabupaten dan 230 kecamatan di Indonesia, yang 85% nya adalah perempuan.

Relawan FOI Tuti memaparkan, kendati Jakarta adalah kota besar, di pelosok kota masih banyak anak memerlukan makanan tambahan bergizi. Beberapa di antara mereka sulit membeli makanan bergizi karena terhalang kemiskinan. 

"Padahal, kekurangan gizi berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Tanpa asupan gizi yang optimal, mereka akan sulit belajar secara optimal juga," katanya.

Pengamat sosial lingkungan dan ekonomi sirkuler Dr. Hanafi Guciano, menyampaikan, kondisi pangan global saat ini perlu mendapatkan perhatian serius. Inflasi dan pembatasan aliran pangan serta perubahan iklim, membuat jutaan manusia di seluruh muka bumi dalam posisi rentan pangan. 

Inflasi, kenaikan harga pangan, dan pembatasan aliran pangan pokok seperti gandum, yang sudah mulai diterapkan beberapa negara seperti India dan Slovakia menyebabkan krisis pangan di beberapa wilayah dunia dalam waktu dekat. 

"Kita akan menghadapi krisis pangan,
karena dampak dari perubahan iklim dan persoalan global yang akan menutup aliran pangan" tandasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun