Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jejak Pergerakan Dokter Indonesia di Museum Kebangkitan Nasional

25 Mei 2022   19:38 Diperbarui: 30 Mei 2022   04:01 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung STOVIA (Dokumen pribadi)

Ketika saya berbincang-bincang dengan Ketua Umum PB IDI periode 2012-2015 dan Sekjen PB IDI periode 2006 - 2009 dr. Zaenal Abidin, MH, katanya jelas sangat erat.

Dikatakan, IDI sudah ada sejak dulu sebelum diresmikan secara legal. Ketika itu, namanya Vereniging van Indische Artsen. 

Tokoh organisasi perkumpulan dokter di Nusantara itu di antaranya dr. J.A.Kayadu, dr. Wahidin, dr. Soetomo dan dr. Tjipto Mangunkusumo. 

Pada 1926, organisasi ini diubah menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VIG). Pada 1940, VIG menggelar kongres di Solo membahas banyak hal agar dokter Nusantara mempunyai derajat yang sama dengan dokter Belanda.

Lalu VIG berubah nama menjadi Jawa izi Hooko-Kai. Pada 30 Juli 1950, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) menyelenggarakan rapat. 

Atas usul Dr. Seno Sastromidjojo, dibentuk Panitia Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI) yang diketuai Dr. Bahder Djohan. Panitia ini bertugas menyelenggarakan Muktamar Dokter Warganegara Indonesia. 

Muktamar tersebut bertujuan untuk mendirikan suatu perkumpulan dokter Indonesia yang baru. Yang tentunya menjadi wadah representasi dunia dokter Indonesia, baik dalam maupun keluar negeri. 

Pada 22-25 September 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park (sekarang gedung pertemuan Kotapraja) Jakarta. Sebanyak 181 dokter WNI menghadiri muktamar tersebut. 

Terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama adalah Dr. Sarwono Prawirohardjo. Pada 24 Oktober 1950, Panitia Dewan Pimpinan Pusat IDI Dr. Soeharto menghadap notaris R Kadiman untuk memperoleh dasar hukum berdirinya perkumpulan dokter dengan nama Ikatan Dokter Indonesia.

Nama yang tercantum dalam akta IDI, yaitu Dr. Soeharto, Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga. 

Sejak saat itu, Ikatan Dokter secara resmi memiliki legalitas hukum yang sah terlepas dari aroma penjajahan Belanda maupun Jepang. Dasar hukum itulah yang menjadi landasan ditetapkannya Hari Dokter Nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun