Jadi, silaturahmi berarti  yang erat hubungan kekeluargaan karena hubungan darah atau faktor satu rahim.
Silaturahmi juga memiliki makna mendalam dalam kehidupan Muslim, karena wajib bagi kita untuk menjaga tali persaudaraan baik saudara sedarah maupun kerabat jauh dan juga sahabat. Hubungan yang dijaga dengan teman sangat ditekankan dalam agama kita.
Dikatakan silaturahmi adalah bagian penting dalam berislam. Silaturahmi dianjurkan dalam Alquran. Ini adalah perintah Allah untuk menghubungkan persaudaraan yang terputus.
Ia mengutip surat An Nisa ayat 36, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri"
Dalam surat Ali-Imron (3) ayat 103, Allah berfirman, "Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu,
sehingga dengan karuniaNya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."
Dalam surat Al Hujurat (49) ayat 10, Allah SWT menegaskan, "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
Nabi Muhammad juga sangat menganjurkan umat Islam untuk menjaga hubungan kekeluargaan. Betapa penting kita menjaga tali silaturahim.
Sabdanya, "Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu." (HR Ahmad)
Dalam hadist yang lain, Rasul menyampaikan, "Tidak ada dosa yang Allah SWT lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi." (HR Tirmidzi)
Dari Jubair bin Muth'im ra ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim." (Muttafaqun 'alaih)