Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Gowes Bareng, Cara Hidup Sehat dengan Tetangga

15 Mei 2022   19:40 Diperbarui: 15 Mei 2022   19:44 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua tetangga saya, jam 6 pagi tadi, Minggu 14 Mei 2022, mengajak saya olahraga sepeda. Dari sekian warga yang tinggal di sektor Berlian, dua tetangga ini memang yang paling getol gowes sepeda.

Beberapa kali mereka memamerkan aktifitas bersepeda di group warga. Lalu saya timpali, "Mau dong diajak". 

Nah, sejak itu, dua tetangga saya ini kerap mengajak saya untuk bersepeda di akhir pekan. Jika ada waktu, saya join. Kalau ada pekerjaan atau aktifitas lain yang menurut saya cukup penting, maka saya tidak bisa bergabung.

Dari kami bertiga, mungkin sayalah warga yang paling lama tinggal di kompleks rumah, di Permata Depok. Lebih dari 18 tahun. Kalau dari segi usia, mungkin saya yang paling tua di antara kami  bertiga. Paling tua ya, bukan berarti tua hahaha...

"Bu Tety mau ikut nggak?" kata tetangga saya ketika melewati rumah saya. Kebetulan saya sedang duduk di ruang tamu sambil menyeruput susu Milo panas kesukaan saya. 

"Mau dong. Tunggu ya," kata saya.

Saya pun bersegera pakai jaket tipis untuk menutupi kaos lengan pendek yang saya pakai. Bergegas juga pakai kaos kaki dan sepatu, lalu pakai masker. Tidak lupa membawa dompet yang saya taruh di tas selempang kecil.

"Kak, Bunda mau sepedaan dulu nih, pintu tolong dikunci atau Kakak di bawah aja," seru saya pada anak kedua saya.

Saya memang semangat untuk ikut berolahraga sepeda. Karena, dari sekian alat transportasi yang ada di rumah, hanya sepeda yang bisa saya pakai hahaha... Jago sih tidak, tapi yang pasti saya bisa mengendarainya.

Biasanya, tetangga saya ini mengajak saya bersepeda kalau tidak Sabtu, ya Minggu. Sabtu kemarin sempat mengajak, cuma karena ada kelas tahsin, saya tidak bisa memenuhi ajakannya. Saya bilang Minggu saja.

Kami pun gobar alias gowes bareng dengan rute Permata Depok, belok ke Gang Nyamuk, tembus ke Jembatan Orange (ini karena jembatannya berwarna orange yang berada di atas Kali Mulya), Kalimulya, Grand Depok City (GDC), Ratu Jaya, Pondokjaya, Permata Depok. 

Saya baru inget tidak memakai helm, sementara kedua tetangga saya pakai helm. Sebagaimana naik motor, memakai helm saat bersepeda juga penting untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Jalan menuju Jembatan Orange (dokumen pribadi)
Jalan menuju Jembatan Orange (dokumen pribadi)

Kalau dihitung-hitung jarak yang kami tempuh sekitar 7 km. Tapi saya tidak menghitung butuh waktu berapa lama untuk menempuh jarak sejauh itu. Mungkin sekitar 2 atau 3 jam?

Tapi lumayan keringatanlah. Lumayan pegal juga. Maklum, faktor U. Sudah di atas 45 tahun, sudah termasuk tuwirlah hahaha... Apalagi kemarin saya sudah mengitari Tebet Eco Park yang juga lumayan luas.

Kami sengaja memilih rute itu untuk menyesuaikan dengan usia kami. Pilih rute yang jalannya sebagaian besar datar-datar saja, bukan yang menanjak. 

Jalan yang kami lewati memang ada beberapa yang menanjak. Nah kami siasati dengan menuntun sepeda. Setelah itu, baru deh ngegowes lagi. Habis tidak kuat.

Kalau jalanannya menurun enak juga, tidak perlu ngegowes, tinggal mainkan rem saja. Jalan yang menurun ini kami temui ketika akan memasuki Jembatan Orange dan melintasi Kalimulya mengarah GDC.

Bagi saya sendiri, bersepeda adalah olahraga yang paling simpel tanpa harus mengeluarkan biaya mahal. Siapapun bisa melakukannya. Anak-anak, remaja, dewasa, tua. 

Terpenting bisa dilakukan di mana saja. Di lapangan, mengitari kompleks, taman, atau ke mana saja.

Bersepeda bersama tetangga yang sudah beberapa kali ini saya lakukan, juga bentuk sosialisasi saya dengan tetangga. Tentu saja bikin hati senang karena dapat menjalin keakraban. 

Berangkat bersama melewati perkampungan, menghirup udara segar, angin sepoi-sepoi, sambil melihat-lihat aktifitas warga sekitar, tentu membuat hati ini happy dan mampu memperbaiki suasana hati.

"Yang penting happy. Jadi ingat masa kecil," kata Arfach, tetangga saya, tertawa saat menuntun sepeda karena jalan yang kami lewati menanjak.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Selama ngegowes, kami hampir tidak saling mengobrol. Bagi saya bersepeda sama dengan saat berlari. Tidak bisa saling mengobrol.

Lagipula bagaimana mau mengobrol jika jarak kami cukup berjauhan. Apa mau sambil berteriak? Kami baru bisa mengobrol ketika beristirahat sejenak sekitar 1-2 menit. Tentu saja diselingi dengan jeprat jepret. 

Oh iya, kami juga menyempatkan diri mampir sarapan di lapak pinggir jalan ketika memasuki wilayah Ratujaya. Lapak ini menjual macam-macam makanan.

Saya memilih lontong sayur plus telur balado yang harganya Rp11.000. Kedua tetangga saya memilih nasi uduk dan lontong plus gorengan. Serasa kudapan saat buka puasa hahaha... 

Aktifitas sarapan ini kami jadikan moment untuk mengobrol. Apa saja. Agar chemestri di antara kami semakin kuat. Maksudnya? Entahlah hahaha...

Menurut saya, bolehlah sesekali kita meluangkan waktu bersepeda bersama tetangga. Selain mengakrabkan, juga bisa mendapatkan cerita-cerita baru. Apapun itu. Menyenangkan, kok.

Jika sudah akrab, kita bisa memanfaatkan kedekatan dengan tetangga untuk menjaga kesehatan badan. Salah satunya dengan olahraga bersama. 

Tidak bisa bersepeda bisa dengan senam bersama, atau melakukan olahraga lainnya seperti berenang atau jogging atau jalan santai atau yoga. Banyak pilihan kok. Kalau saya kebetulan pas banget memang senang bersepeda.

Mengapa kami begitu bersemangat bersepeda? Karena kami percaya bersepeda bisa membuat tubuh lebih fit, dan sehat, sehingga bisa meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit, bahkan virus.

Selain itu, kami juga percaya bersepeda bisa meningkatkan stamina serta dapat memperkuat jantung dan paru-paru. Kami jadikan juga olahraga ini sebagai refreshing dari segala kepenatan.

Pokoknya, banyaklah manfaat bersepeda bagi kesehatan tubuh. Sebagaimana kata peribahasa. Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang kuat. Eh, salah ya. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kalau bahasa latinnya 'mens sana in corpore sano'.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun