Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Semalam Bersama Para Pemburu Lailatul Qadar

1 Mei 2022   10:29 Diperbarui: 1 Mei 2022   10:51 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu malam, 30 April 2022, adalah malam ke-29 Ramadan. Berarti, malam ganjil. Malam yang sebagaimana saya dan umat Islam yakini, adalah malam diturunkannya Alquran.

Jika kita mendapatkan malam lailatul qadar, maka Allah sudah menjanjikan pahala, keberkahan, dan ampunan. Tidak heran, jika di malam-malam terakhir Ramadan, kita berupaya meraihnya.

Karena itu, saya dan kawan saya yang juga tetangga jauh, Dewi Syafrianis, berniat untuk i'tikaf. Sebenarnya dari kemarin-kemarin ingin i'tikaf, cuma baru terealisasi malam tadi.

Sejatinya, i'tikaf disarankan Nabi Muhammad SAW pada 10 malam terakhir Ramadan. Sebagaimana hadits riwayat Aisyah Radhiyallahu Anha,

"Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam biasa beri'tikaf pada sepuluh hari akhir Ramadhan, dan bersabda, 'Bersungguh-sungguhlah dalam mencari malam lailatul qadar pada sepuluh hari akhir Ramadhan'." (HR. Bukhari dan Muslim).

Tapi malam lailatur qadar itu rahasia Allah. Kita tidak tahu kapan persisnya lailatul qadar itu. Bisa jadi di malam-malam ganjil sebelumnya, bisa jadi di malam ganjil malam tadi.

Lailatul qadar bisa hadir di malam 21, malam 23, malam 25, malam 27, atau bahkan malam 29. Wallahu 'alam. Hanya Allah yang Mahamengetahui. Allah ingin melihat sejauhmana kesungguhan kita meraih lailatul qadar.

Allah tidak menggambarkan secara jelas apa tanda lailatul qadar. Itu sudah menjadi rahasiaNya. Seperti halnya rahasia pahala puasa. Puasa adalah milik Allah dan hanya Dialah yang akan memberikan pahala.

Itu sebabnya, di malam-malam terakhir Ramadan masih banyak umat Islam yang berburu lailatul qadar. Tidak terkecuali saya dan kawan saya. Senjata yang kami bawa hanya iman dan takwa.

Jam 9 malam, saya pun melangkahkan kaki ke Masjid Al Ihsan Permata Depok, Kota Depok, Jawa Barat. Masjid yang berada di area Kompleks Permata Depok, perumahan tempat tinggal saya.

Di sini, saya dapati sudah banyak pemburu lailatur qadar lainnya. Baik laki-laki maupun perempuan. Ada yang bersama anaknya, temannya, ada juga yang sendiri. 

Anak kedua saya itikaf bersama dua sahabatnya, anak yang ketiga juga bersama kawannya. Anak saya yang bungsu ini sejak malam ke-21 itikaf bersama kawan-kawannya.

Lailatul qadar adalah malam seribu bulan. Setiap muslim berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Suasana malam hari, tepatnya menjelang dini hari sampai fajar, menjadi semarak di hampir setiap masjid.

Tidak lama, kawan saya pun tiba. Kami mengambil tempat dekat pilar. Biar bisa menyandar agar punggung tidak pegal.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Jam 22.00, ada kajian i'tikaf Ramadan membahas "Istiqamah dalam Beramal" yang disampaikan Ustadz KH Anwar Nasihin Lc.

"Alhamdulillah kita masih ditakdirkan di malam terakhir Ramadan. Malam ganjil, malam diturunkannya Alquran. Meski ini malam terakhir, Alhamdulillah masih semangat berburu lailatul qadar. Mudah-mudahan kita bisa meraihnya," tuturnya.

Dikatakan, berburu itu pekerjaan. Seperti berburu rusa, kijang, atau apa saja. Yang namanya berburu, lemas atau semangat? Kalau berburunya lemas, ya tidak akan dapat apa yang kita buru.

Semisal berburu Kijang. Kalau lemas, ya kijangnya berlari cepat. Begitu pula berburu burung, kalau lemas ya tidak dapat. Burungnya segera terbang.

Begitu pula halnya berburu lailatul qadar. Karena nilai yang dikandung dalam lailatul qadar luar biasa, nilainya lebih dari sekedar hewan buruan, maka kita harus semangat.

"Semangat berburu lailatul qadar. Semoga apa yang kita buru, dapat," tuturnya.

Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, sebagaimana disampaikan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, "Siapa saja yang melakukan ibadah pada lailatul qadar dengan penuh iman dan perhitungan akan besarnya pahalanya, dosa yang telah lalu akan diampuni."

"Rasulullah sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadan, melebihi kesungguhan beliau di waktu lainnya" (HR. Muslim)

Bagaimana agar bisa mendapatkan "buruan" kita? Ya, tentu saja dengan melakukan amal ketaatan. Membaca Alquran, bersedekah, bertaawun, memanjatkan doa, shalat malam, berzikir, berdakwah melalui tulisan, dan banyak lagi.

Karena amalan pada lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1.000 bulan. Lebih baik dari salat dan puasa 1.000 bulan yang tidak terdapat dalam Lailatul Qadar. Inilah keutamaan pada Lailatul Qadar yang sangat luar biasa.

Setelah Ramadan, kita diharapkan tetap istiqomah dalam beramal. Amalan-amalan yang biasa kita kerjakan selama Ramadan, hendaknya dikerjakan pula di bulan-bulan lain di luar Ramadan.

Apakah amal-amal kebaikan yang terbiasa kita kerjakan di bulan Ramadan pudar setelah puasa berakhir?

Kita jangan berhenti mengerjakan amal kebajikan selepas bulan Ramadan. Seakan-akan bulan Ramadan tidak membawa pengaruh sama sekali dalam amalan dan kepribadian.

Setidaknya kebiasaan kebajikan yang kita amalkan dalam bulan Ramadan, seperti puasa, shalat sunah di malam hari, membaca Alquran, shalat malam, dan menyegerakan diri dalam perbuatan kebajikan, harus bisa kita lakukan juga di bulan-bulan di luar Ramadan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Semisal menjalankan puasa syawal dan puasa sunah lainnya. Tetap shalat tahajud, tetap membaca Alquran, tetap melaksanakan shalat sunah lainnya. Insyaallah kita akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT.

Hukum istiqomah dalam amal sholeh adalah wajib. Allah Swt berfirman, "Maka beristiqomahlah (tetaplah kamu pada jalan-Nya yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertaubat bersamamu. Dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia maha melihat apa yang kamu kerjakan"  (QS.Hud [11] :112)

Bagaimana caranya agar kita bisa istiqamah dalam beramal? Di antaranya dengan berkawan dengan orang yang istiqamah.

Dalam beristiqamah kita memerlukan kawan yang terus mengingatkan kita mengenai amal-amal shalih atau bisa kita jadikan teladan dalam beramal.

Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang beriman" (QS. At-Taubah: 119).

Nabi Muhammad SAW bersabda : "Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi.

Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak."

Seseorang yang senantiasa istiqomah dalam ketaatan kepada Allah Swt dan istiqomah dalam beramal sholeh, maka ia akan mendapatkan keselamatan dan kesuksesan di hari kiamat bahkan malaikat akan melindunginya dan akan dimasukkan ke dalam surga Allah Swt.

Kajian selesai jam 23.30. Saya dan kawan saya melanjutkan tidur. Sementara para pemburu lailatul qadar lainnya ada yang tadarus.

Jam 02.30, kami shalat tahajud berjamaah 8 rakaat dengan 2 rakaat salam. Bagi yang yang sudah shalat witir, dilanjutkan dengan shalat witir 3 rakaat.

Shalat tahajud selesai jam 3.15. Baru dilanjutkan dengan sahur dengan nasi padang yang sudah disediakan masjid. Sambil menunggu adzan subuh, kami mengisinya dengan tadarus.

Lanjut shalat subuh berjamaah. Setelahnya, saya lanjut dengan tadarus online. Kebetulan hari ini juzz 30, juzz terakhir sekaligus penutupan tadarus online yang diadakan Sekolah Ibu Bahagia (SIB).

Jam 6.30, saya dan kawan saya pun pulang. Melanjutkan urusan perdapuran untuk persiapan hari raya.

Demikian kisah kami semalam bersama para pemburu lailatul qadar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun