Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

4 Cara Mengatur Keuangan saat Mudik dan Lebaran Idulfitri

22 April 2022   10:22 Diperbarui: 22 April 2022   10:40 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: kompas.com

Dua tahun sudah mudik dilarang pemerintah gara-gara pandemi Covid-19. Akhirnya, pemerintah memperbolehkan masyarakat mudik untuk berlebaran Idulfitri 1443 Hijriah di kampung halaman bersama orang tua dan keluarga.

Tentu saja dengan sejumah persyaratan. Di antaranya, calon pemudik yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga (vaksin booster) tidak wajib menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen,

Sementara itu, bagi yang belum booster harus melakukan tes RT-PCR atau rapid test antigen dengan hasil negatif. Sampelnya harus diambil dalam kurun waktu 1 x 24 jam.

Jika test PCR, sampelnya diambil dalam kurun waktu 3 x 24 jam sebelum keberangkatan.

Ok. Tidak masalah. Sepertinya persyaratan tersebut bisa dipenuhi. Bisa langsung dicheck list. Mudik tetap harus berjalan setelah dua tahun tidak mudik. Begitulah, mudik yang ngangenin bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebutkan, tahun ini diperkirakan jumlah pemudik mencapai 85 juta orang. Jumlah ini naik 40 persen dibanding pada 2019.

Tapi bagaimana dengan kondisi keuangan? Sudah pasti kita dibuat pusing mengelolanya. Musim mudik biasanya jumlah pengeluaran lebih besar dibanding dengan pendapatan selama satu bulan.

Bagaimanapun, untuk mudik dan berlebaran di kampung halaman tentu harus menyediakan uang yang tidak sedikit. Jika tidak dikelola dengan baik, akan terjadi pemborosan.

Rasa antusias mudik yang berujung menjadi boros dan membuat keuangan menipis. Kita tidak bisa mengkontrol kebutuhan dan keinginan untuk keperluan mudik dan Hari Raya. Yang ada, malah membeli barang yang sebetulnya tidak perlu.

Joses Tjohjono Director Regional GetPaid, memberikan beberapa tips agar keuangan tidak boncos saat mudik dan di hari raya.

Pertama, hitung secara detail dan catat dana untuk keperluan mudik dan hari raya. Jangan mengeluarkan dana untuk sesuatu yang tidak tercatat. Membiarkannya, justru akan membuka peluang mengeluarkan dana yang tidak penting lainnya.

Kedua, sisihkan dana dari THR untuk ditabung dan memasukkanya ke dalam rekening khusus. Misalnya, 10 persen atau 30 persen dari THR yang diterima disisihkan untuk menabung. Sisanya digunakan untuk berbagai keperluan hari raya.

Tujuannya untuk menyediakan dana darurat. Jika kita tidak mampu mengaturnya secara baik, dikhawatirkan dana THR habis dalam sekejap dan tanpa tersisa sedikitpun. Kita pun tidak punya pegangan uang sama sekali.

Ketiga, hindari godaan diskon belanja online dan beli seperlunya saja. Terlalu banyak melihat diskon membuat kita tidak dapat menahan godaan untuk berbelanja dan menjadi boros.

Kita perlu membuat daftar kebutuhan yang akan dibeli sebelum berbelanja. Jangan membeli di luar yang sudah tercatat. Membiarkannya dan memakluminya, akan membuat kita tergoda berbelanja di luar kebutuhan.

Keempat, usahakan jangan keluarkan dana di luar yang sudah dicatat. Diskusikan bersama pasangan apa saja pengeluaran yang paling penting hingga yang tidak terlalu penting. Cara ini bisa jadi solusi untuk mengatur keuangan keluarga.

Prioritaskan terlebih dahulu kebutuhan primer misalnya makan sehari-hari, tagihan listrik dan air, biaya sekolah, dan lain-lain. Baru kemudian kebutuhan sekunder dan pelengkap.

"Tips di atas bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan yang kita punya sehingga tidak menyebabkan pengeluaran yang membludak, apa lagi sampai harus meminjam kepada teman bahkan terjerat pinjaman online," tuturnya, Selasa, 19 April 2022.

Untuk tips terakhir, ia menyarankan bisa memanfaatkan fasilitas dari GetPaid yang menggunakan sistem EWA atau Earned Wage Access.

Sistem ini, katanya, memungkinkan karyawan dapat menarik gaji lebih awal sebelum tanggal gajian yang seharusnya. Atau dengan kata lain, karyawan bisa kasbon online.

"Tidak dipungkiri pada situasi menyambut hari raya seperti ini sangat dibutuhkan dana lebih awal karena banyak kebutuhan yang harus dipenuhi sebelum hari raya," katanya.

Dia mengatakan, solusi ini sangatlah mudah dan gampang digunakan.  Karena, GetPaid bukanlah pinjaman tidak ada bunga, cicilan, biaya keterlambatan.

Dengan sistem kasbon online ini sangat menguntungkan bagi perusahaan dan karyawan. Dikatakan menguntungkan karena tidak menganggu cashflow perusahaan.
 
"Perusahaan hanya perlu melakukan kerjasama dengan GetPaid dan fasilitas ini dapat digunakan," ujar Joses Tjohjono.

Bagi karyawan hanya perlu melakukan registrasi lalu melakukan pengajuan kasbon online ini. Dalam kurun waktu 1x24 jam, dana akan cair. Tidak pakai ribet karena sangat mudah digunakan.

"Dana ini pun bisa dipakai pada masa menyambut hari raya sehingga masyarakat ataupun khususnya karyawan tidak perlu meminjam kepada teman atau pinjaman online," tambahnya.

Cukup dari gaji lebih awal dengan GetPaid bisa mengatasi solusi keuangan ketika menyambut mudik dan hari raya lebaran.

Bagaimana, sudah siap mudik dan berlebaran di kampung halaman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun