Setelah dua tahun vakum gara-gara pandemi Covid-19, akhirnya pameran dagang Interior dan Craft (iCRAFT) 2022 kembali digelar di Jakarta Convention Center (JCC). Event berlangsung pada 13-17 April.
Berbagai jenis produk kreatif interior, furniture, dan kerajinan dipamerkan. Ada dekorasi rumah tangga, perhiasan, barang keramik, gerabah berbasis etnik berbasis tradisional, hingga modern.
Indonesia sendiri merupakan pasar yang menjanjikan bagi produk-produk kriya dan gaya hidup. Sebagai wilayah pasar ke-4 di dunia, Indonesia menjadi incaran berbagai produk asing melalui sistem perdagangan tradisional maupun e-commerce.
Pameran yang diikuti pelaku UMKM dari 9 propinsi ini hasil kolaborasi PT Adiwastra Mitra Kinarya dengan Yayasan Roemah Kerajinan Indonesia (ROEKI).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berkesempatan memberikan sambutan pada pameran bertema "Kriya Indonesia dalam Era Ekonomi Digital" ini, meski disampaikan secara virtual.
Dalam sambutannya, menteri mengajak masyarakat untuk bangga dan mau menggunakan produk dalam negeri. Terlebih, kriya adalah salah satu unggulan produk kreatif Indonesia. Berkontribusi besar terhadap PDB sekitar 15 persen.
Menurutnya, pencapaian tersebut hasil kerja keras para perajin lokal yang mampu mengesplorasi keanekaragaman budaya dan sumber alam yang melimpah.
"Ini jelas sangat membanggakan. Karena itu, mari kita bangkitkan asa para pelaku industri kreatif terutama kriya dengan cara bangga dan mau menggunakan produk lokal," kata Sandiaga.
Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko juga berkesempatan memberikan sambutan. Ia menyampaikannya secara virtual. Mantan Panglima TNI ini menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan ICRAF 2022. Â
"Saya berharap protokol kesehatan dijaga sangat ketat baik oleh penyelenggara, peserta maupun pengunjungnya," tegasnya.
Moeldoko menyampaikan, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada sektor ekonomi termasuk pelaku UMKM. Banyak pameran yang dibatalkan. Kondisi ini menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
Moeldoko berharap pelaku UMKM tidak hanya memanfaatkan pasar offline tetapi juga melalui marketplace. Menurutnya, digitalisasi menjadi solusi tepat untuk menghubungkan UMKM dan para pembelinya.
"Digitalisasi ini memungkinkan pelaku UMKM merambah pasar yang lebih luas tidak hanya skala nasional tetapi juga internasional," katanya.
Irvan Mahidin Sukamto, Chief Executive Officer PT Gemalindo Kreasi Indonesia sebagai pelaksana pameran, menjelaskan, ICRAFT 2022 melibatkan para pelaku industri kreatif dari 9 provinsi di Indonesia.
Dari 123 stand yang ada, 99 persen adalah peserta mandiri atau individual, sisanya mitra binaan BUMN.
"Mereka sudah kangen untuk berpameran setelah dua tahun tidak bisa berpameran akibat pandemi," katanya.
Meski digelar di tengah pandemi, pihaknya optimis iCRAFT 2022 akan dikunjungi oleh masyarakat. Terlebih di momen bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Tentu masyarakat membutuhkan baju-baju untuk persiapan Idulfitri.
Targetnya, pameran ini dapat mencatat transaksi antara Rp9 miliar hingga Rp10 miliar. Naik dibandingkan event sebelumnya yang mencapai Rp 7 miliar hingga Rp 8 miliar.
Dari pameran ini diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan industri agar menjadi industri 4.0. Industri yang mampu mengedepankan teknologi informasi e-commerce dan ekonomi digital.
Edith Ratna Soerjosoelarso, Ketua Penyelenggara Pameran ICRAFT 2022 menjelaskan pameran ICRFAT kali ini menampilkan 2 ikon yaitu karya F Widayanto, seorang keramikus Indonesia yang terpopuler masa kini dan Winnie Pontjo Sutowo dengan koleksi tenun Indonesia timur.
Selain itu, pameran ICRAFT 2022 juga menampilkan berbagai jenis produk kreatif interior, furniture, dan kerajinan. Desain menjadi salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan daya saing produk kriya dan produk gaya hidup Indonesia.
"Kami berharap pameran ini dapat meningkatkan momentum kebangkitan kriya Indonesia dalam era ekonomi digital," katanya.
Batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, diharapkan menjadi salah satu lokomotif yang mampu menarik gerbong kriya Indonesia ke dalam pasar global. Hal ini sejalan dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia atau GBBI.
Event iCRAF 2022 ini adalah pameran ke-20 sejak pertama kali digelar pada 2001. Saya pun berkeliling-keliling mengunjungi stand dan melihat-lihat hasil kriya mereka.
Ada kain tradisional, batik, perhiasan, hiasan dinding, furniture, kebaya, sepatu, tas, ukiran kayu, anyaman bambu, kerajinan logam, aksesoris, kriya wastra, produk dari bahan dasar kulit, produk interior, hingga cinderamata khas Indonesia.
Semuanya terlihat cantik-cantik dan unik. Sangat terlihat produk-produk yang dipamerkan hasil kreatifitas tinggi. Kaya kreasi dan inovasinya. Harganya bervariasi. Dari ratusan ribu hingga puluhan juta.
Ternyata, pameran ini telah ditunggu-tunggu kehadirannya. Tidak saja oleh para pelaku usaha, namun juga pecinta kerajinan dan barang-barang industri rumahan.
Setidaknya terlihat dari jumlah pengunjung yang cukup banyak di hari pertama ini, Rabu, 13 April 2022. Meski dalam suasana puasa, pengunjung begitu antusias mengunjungi satu persatu stand peserta. Ada yang sekedar bertanya-tanya, ada juga yang membeli.
Salah satunya, Inung Kurnia yang bersama suaminya, Faisal, meluangkan waktu untuk melihat-lihat pameran ini. Bukan sekedar melihat-lihat atau window shopping ya, tetapi juga membelinya. Keren.
Katanya, bagus-bagus meski harganya juga "bagus". Tapi itu sepadan terlebih dari bahan batik yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia.
Sementara itu, dari obrolan saya dengan salah satu peserta iCRAFT 2022, ia sangat menantikan pameran ini karena dinilainya sangat bagus. Tidak saja memperkenalkan karya seni dari daerah asalnya , tapi juga bisa belajar mengenal karya seni dari daerah lain.
"Saya juga bangga bisa jadi salah satu peserta pemeran di sini. Memperkenalkan karya seni asal daerah saya. Kalau bukan kita yang memperkenalkan, siapa lagi," ujarnya.
Peserta iCRAFT yang lain berujar, "Saya bersyukur bisa ikut pameran ini karena menunjukkan pemerintah semakin perhatian terhadap kemajuan UMKM dengan memberikan wadah promosi yang berkelas."
Bagi peserta iCRAFT, pameran ini memiliki arti yang sangat penting dan strategis dalam meningkatkan citra dan pemasaran. Juga dapat meningkatkan pertumbuhan industri kreatif sektor kerajinan khususnya interior dan penunjangnya.
Kalau diperhatikan, berdasarkan pandangan mata saya, produk-produk dari UKM yang mengikuti pameran ini sejatinya tidak kalah kualitasnya dengan produk-produk negara lain. Keren, unik, kreatif, inovatif. Harga, bersaing. Jadi, patutlah kita bangga menggunakan produk buatan bangsa sendiri.
Nah, bagi para pencinta kerajinan kebudayaan Indonesia, ayo berkunjung ke pameran iCRAFT. Masuknya gratis alias tidak bayar. Masih ada waktu kok untuk berburu kerajinan karya bangsa kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H