"Saya berharap protokol kesehatan dijaga sangat ketat baik oleh penyelenggara, peserta maupun pengunjungnya," tegasnya.
Moeldoko menyampaikan, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada sektor ekonomi termasuk pelaku UMKM. Banyak pameran yang dibatalkan. Kondisi ini menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
Moeldoko berharap pelaku UMKM tidak hanya memanfaatkan pasar offline tetapi juga melalui marketplace. Menurutnya, digitalisasi menjadi solusi tepat untuk menghubungkan UMKM dan para pembelinya.
"Digitalisasi ini memungkinkan pelaku UMKM merambah pasar yang lebih luas tidak hanya skala nasional tetapi juga internasional," katanya.
Irvan Mahidin Sukamto, Chief Executive Officer PT Gemalindo Kreasi Indonesia sebagai pelaksana pameran, menjelaskan, ICRAFT 2022 melibatkan para pelaku industri kreatif dari 9 provinsi di Indonesia.
Dari 123 stand yang ada, 99 persen adalah peserta mandiri atau individual, sisanya mitra binaan BUMN.
"Mereka sudah kangen untuk berpameran setelah dua tahun tidak bisa berpameran akibat pandemi," katanya.
Meski digelar di tengah pandemi, pihaknya optimis iCRAFT 2022 akan dikunjungi oleh masyarakat. Terlebih di momen bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Tentu masyarakat membutuhkan baju-baju untuk persiapan Idulfitri.
Targetnya, pameran ini dapat mencatat transaksi antara Rp9 miliar hingga Rp10 miliar. Naik dibandingkan event sebelumnya yang mencapai Rp 7 miliar hingga Rp 8 miliar.
Dari pameran ini diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan industri agar menjadi industri 4.0. Industri yang mampu mengedepankan teknologi informasi e-commerce dan ekonomi digital.