Apa yang ditunggangi? Ya aksi para mahasiswa yang menyatakan pendapat. Aksi yang sejatinya lindungi undang-undang. Sesuatu yang sah dan legal. Nah, para penyusup ini ingin mengacaukan aksi demonstrasi ini. Mencemarinya. Mengotorinya.
Bisa jadi orang yang pertama kali memukul Ade Armando. Dengan tujuan memengaruhi massa untuk melakukan hal serupa. Yang akhirnya, seperti terlihat kemarin, Ade Armando babak belur.
Sepertinya, upaya penyusup ini ingin membuat kerusuhan di ibu kota. Ingin mengulang peristiwa tahun 1998. Namun, gagal. Karena ternyata, bisa terkondisikan dengan baik oleh para mahasiswa.
***
Sejatinya, saya sudah berencana untuk ikut "turun ke jalan" juga. Saya ingin melihat suasana aksi demonstrasi mahasiswa secara dekat. Sebagaimana aksi-aksi demonstrasi mahasiswa sebelumnya.
Sebagai mantan aktifis mahasiswa, saya mendukung aksi demonstrasi dengan isu utama menolak Jokowi 3 periode dan penundaan pemilu 2024. Saya begitu semangat. Terlebih saya juga sudah mengantongi izin dari suami.
Tapi, apa daya, ada agenda pekerjaan yang harus saya ikuti. Sehingga rencana ikut berada di tengah-tengah mahasiswa, tidak terealisasi. Kecewa tentu saja. Soalnya saya sendiri sudah geram dengan kondisi saat ini.
Seperti dugaan saya, isu Jokowi 3 periode dan penundaan pemilu 2024 ini bagaikan memantik api dalam sekam. Menyulut aksi demontrasi mahasiswa di mana-mana. Tidak saja di Jakarta, tetapi juga di daerah-daerah lain.
Adalah Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, yang mula-mula menggulirkan wacana ini. Katanya, dunia usaha menghendaki Pemilu diundur hingga 2027.
Lantas isu yang cukup sensitif ini disambut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang juga menjabat Menko Perekonomian, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (PAN).
Eh, belakangan, Menko Maritim dan Investasi (Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan, juga ikut menyuarakan wacana itu. Menteri yang selalu diidentikkan sebagai menteri segala bidang karena begitu banyak jabatan yang diserahkan padanya oleh Presiden Joko Widodo.