Peristiwa Ade Armando yang babak belur dihajar sekelompok orang di tengah aksi demonstrasi mahasiswa masih menjadi perbincangan hangat.
Tidak terkecuali di kalangan kawan-kawan saya yang sebagian besar pekerja lapangan. Perbincangan yang memunculkan berbagai dugaan, analisis, dan skenario. Tentu saja tidak sehebat para pakar sesungguhnya.
"Ade Armando itu sengaja ditumbalkan untuk mengalihkan isu pokok dan mengacaukan demo para mahasiswa," kata kawan saya dalam perbincangan di group.
"Sepertinya kasus Ade Armando rekayasa.
Ternyata infonya itu rekayasa dan yang gebukin itu orang-orang dia juga," timpal kawan saya yang lain tanpa merinci "orang-orang dia" itu siapa.
"Pengalihan isu jebakan Batman. Bisa jadi si intel ikut mukuli itu wallohu a'lam. Semoga Alloh melindungi anak-anak ini. Aamiin," ujar yang lain.
"Drama Korea lagi aja. Secepat itu langsung ketahuan," kata yang lain.
"Udah tau dimusuhin banyak orang, dia nongol, abislah," timpal yang lain.
"Benar sekali, makanya pentingnya belajar ilmu psikologi massa, sehingga tak terjadi seperti itu," jawab yang lain.
Saya sih tidak berkomentar banyak. Kali ini hanya menyimak obrolan-obrolan saja. Meski dari obrolan itu ada juga yang sepemikiran dengan saya.
Apa mungkin Ade Armando sengaja menjadikan dirinya sebagai tumbal? Tentu saja ia mendapatkan imbalan. Atau apa mungkin Ade Armando menjadi tumbal tanpa sepengetahuan dirinya?