Saat alami saraf terjepit, tubuh bakal mengirimkan "sinyal" berupa nyeri. Nah, sinyal ini sebaiknya tidak kita abaikan begitu saja. Jika kita abai dikhawatirkan kerusakan saraf menjadi komplikasi.
Masalah saraf kejepit ini bisa terjadi karena faktor usia. Lazimnya, semakin bertambah usia, diskus vertebra (penghubung antara tulang) menjadi tidak fleksibel dan mudah robek.
Bisa juga karena melakukan aktivitas yang memberatkan tulang belakang, misalnya mengangkat beban berat. Atau juga karena cedera tulang belakang.
Â
Kondisi ini  bisa dialami  oleh segala usia. Namun, paling sering sih menyerang usia 30-50 tahun dan puncaknya pada 40-45 tahun.
Dikatakan, pengobatan saraf kejepit terbagi dua. Untuk kasus ringan bisa diatasi dengan melakukan tindakan konservatif berupa obat-obatan dan fisioterapi.
Namun, jika nyeri tidak juga kunjung hilang atau bahkan bertambah parah, biasanya pasien dianjurkan untuk ditangani dengan tindakan pembedahan. Yaitu dengan teknik konvensional dan teknik minimal invasif (modern).
Sayangnya, kebanyakan pasien kerap kali khawatir dengan tindakan operasi konvensional ini. Wajar khawatir mengingat operasi konvensional atau laminektomi membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam.
Belum lagi risiko terjadinya infeksi pada luka karena membutuhkan sayatan yang besar. Atau juga risiko kegagalan ditambah waktu penyembuhan yang cukup lama.
Nah, dengan teknik bedah minimal invasif resiko itu bisa dikurangi. Tindakan endoskopi PELD/PSLD Joimax dari Jerman bisa menjadi solusi terkini atasi nyeri akibat saraf kejepit.
Dibandingkan operasi konvensional, kata dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS. endoskopi Percutaneous Lumbar Disectomy (PELD) dan Percutaneous Stenoscopy Lumbar Decompression (PSLD) Joimax ini lebih efektif, efisien, dan aman dalam berbagai hal.
"Tindakan endoskopi ini hanya dilakukan dengan membuat sayatan kecil sebesar 7 mm atau kurang dari 1 cm. Berbeda dengan operasi konvensional yang membutuhkan sayatan sekitar 15 cm," jelas dr. Mahdian.
Waktu yang dibutuhkan untuk tindakan endoskopi PSLD ini jauh lebih cepat. Hanya sekitar 30-45 menit. Risiko komplikasi atau trauma pada jaringan juga minimal.