Design bangunan dalam mall kalau diperhatikan tampak seperti motif batik sidomukti dan tenun.
Gaya bisnis retail modern tapi identitas utama Sarinah sebagai pusat belanja produk lokal tidak ditinggalkan.
Untuk ibu menyusui (busui), tenang, Sarinah juga menyediakan fasilitas ruang menyusui. Jadi, busui bisa santai tidak bingung harus menyusui di mana. Â
Di sini juga ada berbagai outlet. Ada Sarinah De Braga, Bandung, Sarinah Banyumanik, Semarang. Sarinah Basuki Rahmat, Malang,Sarinah Bandara Bali. Sarinah Bandara Soeta -- Cengkareng, dan Sarinah Bandara Banjarmasin.
Kalau diperhatikan Sarinah ini memiliki wajah baru dari sisi konsep, format, dan fasilitas. Elegan namun juga terlihat Sarinah dipertahankan sebagai cagar budaya.Â
Terlihat dari pilar-pilar besar yang ada di Sarinah ini yang ternyata adalah pilar asli. Ada juga eskalator pertama di Indonesia, yang juga masih dipertahankan. Wah, awet juga ya. Benar-benar dijaga. Karena cagar budaya, benda tersebut tidak diubah, sesuai dengan esensinya.Â
Ketika Sarinah diresmikan, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan Sarinah hadir dengan slogan "The Window of Indonesia". Artinya, menjadi ruang kreativitas bagi masyarakat untuk menunjukkan produk-produk dalam negeri.
Sarinah difokuskan pada produk lokal dan akan dijadikan destinasi wajib kunjung bagi para wisatawan mancanegara dan pejabat luar negeri yang berkunjung ke Indonesia.
Dikutip di laman resmi Sarinah di sarinah.go.id, Mal Sarinah sendiri dikelola oleh PT Sarinah (Persero). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Â yang bergerak di bidang ritel.
Sarinah didirikan pada 17 Agustus 1962 sesuai akta Notaris Eliza Pondaag No. 33 dengan nama PT Departemen Store Indonesia.