Bisa keliling-keliling sepuasnya sampai bosan. Dari Sudirman depan Hotel Le Meredien, sampai Sudirman depan World Trade Center (WTC). Mau beberapa putaran, ya terserah. Suka-suka deh. Bebasss.Â
Oh iya, ternyata jalur sepeda ini boleh digunakan bagi pesepeda jenis apapun. Baik untuk berdagang atau untuk transportasi. Pokoknya, tidak ada pembatasan sepeda di jembatan ini. Titik!Â
Pertimbangannya, banyak pejalan kaki atau pesepeda yang tidak bisa menyeberang, kecuali di ujung utara Bundaran HI (Hotel Indonesia) atau di ujung selatan Bundaran Senayan.Â
Jauh banget, kan? Saya yang terbiasa jalan kaki saja pasti ngos-ngosan. Jangankan berjalan kaki, bersepeda juga bikin napas ngos-ngosan juga.Â
Jadi, dengan adanya jembatan Pinisi ini, pesepeda memiliki akses di tengah untuk berpindah dari sisi barat ke timur atau timur ke barat. Keren kan? Kerenlah! Â Hehehe...Â
Secara fungsi jembatan ini sama saja sih, untuk menyeberang. Menjadi menarik karena memang desainnya menarik. Karena menarik, tentu saja membuat masyarakat tertarik. Tidak terkecuali saya eh kami hahaha...Â
Warna yang ditampilkan pun kian membuat menarik. Orange dan merah pada bagian bawah, ditambah bentuk zig zag pada pinggiran JPO memberikan kesan tersendiri.
Untuk lantai dipadukan dengan warna yang cerah dan berani. Lantainya yang bermotif kayu, membuat JPO ini berkesan mewah.
Terintegrasi juga dengan Halte Bus Tranjakarta "Karet". Jadi, sebelum naik atau sesudah turun, masyarakat bisa istirahat sejenak di sini. Tentu saja sambil berfoto-foto. Bagaimana orang tidak tertarik coba?Â