Nah, Â fakta yang lebih mengejutkan, hipertensi paru ini juga bisa menimpa usia anak-anak. Artinya, penyakit hipertensi paru ini dapat dialami sejak usia dini, bahkan ketika bayi masih dalam kandungan.
Demikian pembahasan Media Health Forum (MHF) dengan topik 'Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak dan Cara Penanganannya', Kamis, Â 10 Maret 2022. MHF ini diadakan oleh PT Pfizer Indonesia.
Gejala hipertensi paru pada anak
Pakar Kardiologi Anak RS Adam Malik Medan, dr. Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A(K), mengatakan, penyakit hipertensi paru juga banyak dialami oleh anak-anak.
Insidens hipertensi paru pada anak
50 -- 85 kasus per 1 juta (data di Nederland). Data BPS tahun 2021, jumlah anak usia 0 -- 19 tahun tercatat 88.386,6 juta jiwa.
Dari angka itu diperkirakan sekitar 70.000 -- 130.000 anak di Indonesia mengalami hipertensi paru. Hanya sebagian kecil yang terdeteksi.
Umumnya, ditandai dengan peningkatan tekanan rerata arteri pulmonalis (mean pulmonary artery pressure/mPAP) di atas normal, yaitu > 20 mmHg.
Juga terjadinya peningkatan tahanan vaskular paru (pulmonary vascular resistance/PVR) di atas normal, pada kondisi istirahat.
Karena itu, ia menekankan, gejala hipertensi paru pada anak penting untuk dikenali sedini mungkin. Sebenarnya sih tidak ada gejala-gejala khas atau spesifik yang bisa membuat seseorang aware ke penyakit ini.
Namun, setidaknya gejala-gejala seperti sesak saat beraktivitas, mudah lelah, lemas, nyeri dada, pusing, dan kadang disertai batuk, harus segera diwaspadai. Bisa jadi ini gejala awal seseorang terkena hipertensi paru.