Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kata Pakar, Indonesia Memasuki Gelombang Ketiga Covid-19, Puncaknya Februari - Maret

6 Februari 2022   07:31 Diperbarui: 6 Februari 2022   09:53 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. dr. Zubairi Djoerban

Prof. Zubairi mencatat  kasus harian di Desember berkisar antara 100 hingga 300 kasus baru per harinya. Pada 2 Januari 2022, kasus baru di Indonesia hanya 174.

Namun, kasus baru perlahan menaik, dimulai pada 11 Januari 2022. Tercatat 802 kasus, kemudian meroket pada 15 Januari 2022 menjadi 1.054 kasus. Terbaru, kasus harian di Indonesia per 3 Februari 2022 tercatat 27.197 kasus.

Positivity rate mingguan juga semakin naik. Acuannya, hasil testing satu per 1.000 penduduk per minggu. Dengan kata lain, perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.

Data pada 18 Januari 2022, positivity rate di Jakarta adalah 3,5 persen dan Indonesia 2,8 persen. Terbaru, pada 3 Februari 2022, positivity rate Jakarta meningkat menjadi 18,5 persen dan Indonesia 26,3 persen.

Klaster baru pun bermunculan, di antaranya di sekolah, kantor, perjalanan dalam negeri, dan perjalanan luar negeri.

"Data di atas semakin kuat menunjukkan bahwa Indonesia kini tengah memasuki gelombang ketiga Covid-19," kata Prof. Zubairi.

Meski diprediksi segera memasuki fase puncak penyebaran Omicron, Indonesia diharapkan bisa mengendalikan varian terbaru Covid-19 ini. 

Alasannya, karena Indonesia punya pengalaman bagus saat berhasil menurunkan tingkat kasus terkonfirmasi positif (positivity rate) dari 44% pada Juli-Agustus 2021 menjadi kurang dari 1% di Oktober.

Menurutnya, kenaikan kasus Omicron di Indonesia, khususnya Jakarta, terjadi akibat impor dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Itu sebabnya tingkat okupansi pusat karantina di Wisma Atlet menjadi sangat tinggi.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Jangan terlena oleh gejala ringan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun