Mereka jadinya tidak dapat bertugas karena harus isolasi mandiri atau isoman. Ini menambah tekanan kepada sistem kesehatan yang juga harus diantisipasi.Â
"Bukan hanya menghitung kesiapan tempat tidur semata," Â tegas dr. Fachmi yang pernah menjabat Direktur Utama BPJS Kesehatan, ini.
Ia juga menyarankan agar tidak menggunakan masker kain, namun menggunakan masker N95 untuk jaga prokes. Tidak lupa jangan ragu untuk vaksin booster.
Melihat perkembangan Omicron begitu cepat, maka perlu langkah-langkah pencegahan serta mitigasi yang dilakukan pemerintah dan masyarakat.
Ada tujuh langkah yang disarankan MPP ICMI dalam menghadapi Covid-19 varian Omicron. Pertama, waspada terhadap Virus Omicron. Kedua, membantu edukasi untuk vaksin dan booster. Ketiga, tetap patuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker.
Keempat, melakukan aktifitas secara daring. Kelima, menyiapkan kontingensi plan untuk menyiapkan rencana penanganan bila terjadi ledakan pandemi. Keenam, perketat karantina orang dari luar yang  masuk ke Indonesia. Ketujuh, perketat 3 T (Tracking, Testing dan Treatment).
Terpenting, Â ICMI harus bergerak dengan mengcounter hoax. Membantu menghimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak panik, dan terus mengupdate informasi resmi juga waspada terhadap informasi yang sumbernya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Indonesia memasuki gelombang ketiga
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Â Prof. dr. Zubairi Djoerban, sejak awal Januari 2022, terjadi perkembangan kasus Covid-19 yang signifikan. Mengacu pada data-data, ia menyebut saat ini Indonesia tengah memasuki gelombang ketiga Covid-19 Â omicron.
"Diprediksikan puncak kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terjadi sekitar Februari hingga Maret 2022," kata Guru Besar Penyakit Dalam Universitas Indonesia ini saat menjadi narasumber webinar.