Kementerian yang dipimpin oleh Sakti Wahyu Trenggono, ini membangun kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.Â
Menurut Menteri Trenggono, pembangunan "kampung" tersebut terbagi tiga kategori. Pertama, kampung perikanan budidaya pedalaman untuk komoditas air tawar.Â
Kedua, kampung perikanan budidaya pesisir untuk komoditas payau seperti bandeng. Ketiga, kampung perikanan budidaya laut.Â
Untuk Kampung Bandeng yang menjadi contoh kampung untuk komoditas payau, bertempat di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Penempatan ini berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 64 Tahun 2021.Â
Pengembangan kampung ini ditargetkan berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat harian, mengurangi stunting, dan meningkatkan perekonomian.Â
Untuk meningkatkan kapasitas SDM, KKP melalui Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) juga telah melakukan berbagai upaya, baik budidaya maupun pengolahan bandeng.Â
Sementara itu, di bidang pendidikan, BRSDM menyelenggarakan pendidikan formal secara vokasi di satuan-satuan pendidikan di berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya Politeknik Kelautan dan Perikanan serta Akademi Urusan Perikanan.
Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, salah satunya, sejak lama mengembangkan produk Bandeng Tanpa Duri (Batari). Produk ini telah tersebar di masyarakat sehingga dapat menambah penghasilan mereka, baik di Sidoarjo maupun daerah-daerah lain.Â
Pada 2014, politeknik ini berhasil meraih rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) dalam kegiatan cabut duri ikan bandeng dengan jumlah peserta terbanyak, yaitu 2.014 orang.Â
BRSDM juga menyelenggarakan berbagai pelatihan budidaya, pembesaran, dan pengolahan bandeng. Misalnya Pelatihan Pengolahan Bandeng bagi masyarakat Pangkajene Kepulauan dan Pinrang, Sulawesi Selatan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung pada 2021.Â
Juga Pelatihan Budidaya Udang dan Bandeng Sistem Polikultur bagi masyarakat Cirebon, Jawa Barat oleh BPPP Tegal.Â