Sejak pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia (juga global), setidaknya selama 2 tahun terakhir ini budaya menonton film masyarakat Indonesia mulai bergeser dari offline ke online.Â
Perubahan ini seiring dengan adanya pemberlakuan anjuran tinggal di rumah saja atau stay at home dan pembatasan mobilitas melalui kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dalam berbagai level.
Banyak orang menghabiskan waktunya untuk melakukan streaming film, karena banyak bioskop yang sedang tutup.
Streaming sinema adalah salah satu cara bagi pecinta film untuk bisa menonton film-film favoritnya. Streaming adalah menonton siaran yang bisa ditonton beberapa kali.Â
Dengan kata lain, streaming adalah cara untuk menikmati suara atau video yang diunggah di internet. Suara atau video yang bisa diputar dan dinikmati terus menerus, tanpa harus mengunduh video atau suaranya terlebih dahulu.
Di Indonesia, kehadiran layanan streaming  asing sudah bermunculan seperti Netflix, Amazon Prime Video, HBO Go, ataupun Disney+Hotstar. Tentu saja targetnya masyarakat pecinta film.Â
Kehadiran para layanan streaming raksasa dunia itu tak terlepas dari potensi Indonesia dan Asia Tenggara sebagai pasar teknologi digital.
Potensi ini juga dilirik oleh layanan streaming lokal. Sebut saja Bioskop Online, GoPlay, Klik Film, dan MAXstream. Layanan streaming lokal ini muncul di waktu yang tepat dan di moment yang tepat.
Terlebih hal itu juga didukung dengan metode pembayaran yang mudah seperti dompet digital yang bisa diakses oleh masyarakat berbagai kalangan. Berbeda dengan streaming asing yang pembayarannya memakai kartu kredit.Â