Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vaksinasi Covid-19 Dosis ke-2 Anak Usia 6-11 Tahun di Kota Depok Telah Dilaksanakan

18 Januari 2022   18:15 Diperbarui: 18 Januari 2022   18:27 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SDN Depok 1 berbaris menunggu giliran untuk divaksinasi Covid-19 (dokumen pribadi)

Jumat, 14 Januari 2022, jadwal vaksinasi Covid-19 dosis kedua anak ketiga saya. Vaksinasi untuk siswa usia 6-11 tahun.
Jarak dosis pertama (14 Desember 2021) dengan dosis kedua ini ada dalam rentang waktu satu bulan atau 4 minggu. Sesuai anjuran pemerintah.

Tidak ada persiapan khusus yang harus saya lakukan. Saya hanya mengingatkan anak saya untuk menjaga kesehatannya. Misalnya, cukup istirahat sebelum vaksin, tidak melakukan aktivitas berlebihan, minum air putih yang cukup, dan tidak lupa sarapan.

Lokasi vaksinasi masih sama, di sekolahnya di SDN Depok 1, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Jenis vaksinnya juga sama, Sinovac. Vaksinasi ini juga berlaku untuk anak yang baru vaksin dosis pertama.

Baca juga:
Ini Syarat dan Alur Anak Usia 6-11 Tahun Vaksinasi Covid-19

Syaratnya masih sama, membawa fotocopy kartu keluarga dan kartu vaksin dosis pertama. Sementara anak yang baru vaksin hanya membawa fotocopy kartu keluarga. Saya lihat antusias orang tua dan anak-anak  mengikuti vaksinasi sepertinya juga sama.

Proses dan prosedurnya juga sama. Jika data yang dicocokkan sudah valid, hasil screening kesehatan juga ok, anak baru deh divaksin, kemudian ke ruang observasi. Menunggu selama 30 menit, jika tidak ada keluhan boleh pulang.

Bedanya tidak seramai saat pelaksanaan vaksinasi dosis pertama saja. Tidak ada tenda dan kursi yang berderet rapi. Mungkin waktu itu, Menteri Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy serta beberapa pejabat lainnya hadir untuk meninjau.

Baca juga:
Menko PMK Tinjau Vaksinasi Covid-19 untuk Siswa Usia 6-11 Tahun di SDN Depok 1

Bagaimana yang sekarang? Kali ini bisa saja ada pejabat yang sidak atau inspeksi mendadak. Entah dari Pemkot, bisa juga dari Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, atau juga DPRD Kota Depok. Pokoknya pejabat.

Begitu pengumuman pihak sekolah yang terdengar lewat pengeras suara. Saya saat itu sedang mengisi data-data anak saya yang berisikan pertanyaan-pertanyaan riwayat penyakit.

Saya menginformasikan secara jelas terkait kondisi kesehatan anak saya. Misalnya terkait riwayat alergi, riwayat pengobatan sebelumnya, dan lainnya.

Sepertinya saya perhatikan di lembaran ini ada yang beda. Sebelum saya tanda tangan di kolom orang tua/wali murid, di situ ada beberapa pernyataan yang harus disetujui oleh orang tua.

Siswa SDN Depok 1 berbaris menunggu giliran untuk divaksinasi Covid-19 (dokumen pribadi)
Siswa SDN Depok 1 berbaris menunggu giliran untuk divaksinasi Covid-19 (dokumen pribadi)
Salah satunya, bahwa pihak orang tua tidak akan menggugat pihak-pihak terkait jika ada efek samping yang dialami anak paska vaksinasi. Ini baru atau bagaimana ya? Saya lupa.

Seingat saya sih waktu vaksinasi dosis pertama, di lembaran ini tidak ada pernyataan seperti itu. Lagi pula, saat itu saya hanya mengisi data diri anak saya. Tidak ada tanda tangan orang tua.

Meski hati saya masih bertanya-tanya, saya tetap menandatanganinya. Pertimbangan saya karena saat dosis pertama, anak saya baik-baik saja.

Tidak mengalami kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI). Jadi, kemungkinan besar anak saya juga tidak akan mengalami KIPI di dosis kedua ini.

Lagi pula vaksinasi yang bekerjasama dengan Puskesmas Pancoran Mas, ini juga sebagai upaya pemerintah daerah guna pencegahan virus Corona ke anak-anak.

Baca juga: Alasan Orangtua Dukung Pemkot Depok Terapkan PTM 100 Persen

Sebagai orang tua, saya harus memberikan dukungan untuk menyukseskan vaksinasi Covid-19, dan mendukung penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Kata pihak sekolah, vaksinasi dosis kedua ini sebagai upaya persiapan menjelang PTM 100 persen pada 24 Januari 2022 atau awal Februari 2022. Diharapkan, saat PTM berlangsung semua siswa sudah mendapatkan vaksinasi lengkap.

Pihak sekolah juga menyampaikan SDN Depok 1 mendapat apresiasi dari pemerintah kota sebagai yang terbaik dalam penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 pada dosis pertama.

Karena itu, pihak sekolah meminta orang tua murid untuk ikut menjaga ketertiban penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 dosis kedua ini.

Orang tua juga dilarang berada di area vaksinasi Covid-19. Percayakan semuanya kepada pihak sekolah. Ada guru yang menjaga dan mengawasi anak-anak.

Pihak sekolah mengingatkan anak-anak yang sudah divaksin untuk beristirahat di rumah. Tidak mampir-mampir ke tempat lain atau jajan. 

Kalau imbauan ini tidak diindahkan dikhawatirkan akan ada efek tertentu yang dialami anak mengingat tubuh baru membentuk antibodi.

Alhamdulillah... selama 4 x 24 jam anak saya tidak mengalami KIPI. Sama seperti saat dosis pertama.

Menurut covid19.go.id, beberapa gejala anak usai menerima suntikan vaksin Covid-19 yaitu, nyeri pada lengan bekas suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, menggigil.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Selain itu, mual atau muntah, rasa lelah, demam yang ditandai suhu di atas 37,8 derajat celcius, demam mirip gejala mirip flu dan menggigil dapat terjadi selama 1-2 hari. Namun, efek samping vaksinasi ini dapat diatasi. Tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.

KIPI adalah semua kejadian yang timbul setelah vaksin, tetapi belum tentu disebabkan oleh vaksin. Karena itu, masyarakat perlu paham bahwa tidak perlu terburu-buru menyimpulkan kejadian serius yang dialami anak pasti disebabkan oleh vaksin Covid-19.

Dengan memperhatikan tidak ada gejala KIPI yang dialami anak saya, bisa saya katakan vaksinasi ini aman untuk anak (saya).

Sebagai orang tua, saya berharap mudah-mudahan dengan vaksinasi ini, anak-anak bisa lebih sehat, bisa lebih terjamin untuk tidak terkena infeksi Covid-19 saat PTM 100 persen.

Diharapkan pula siswa mendapatkan antibodi untuk mencegah penularan virus Covid-19. Terlebih dengan adanya varian Omicron yang sedang meningkat.

Semoga anak-anak menjadi generasi yang sehat dan tangguh. Semoga pandemi ini segera berakhir dan anak-anak dapat menggapai mimpi-mimpinya.

Pemerintah Kota Depok sendiri menyatakan ada 3 hal yang harus dipersiapkan terkait pelaksanaan PTM 100 persen. Pertama, terkait status PPKM di Kota Depok yang saat ini berada di level 1.

Kedua, berharap varian baru Covid-19 yaitu Omicron tidak sampai ke Kota Depok. Kalau pun ada kasus, setidaknya dapat ditangani dan diantisipasi dengan baik.

Ketiga, semua harus sudah tervaksin baik guru, pengajar, maupun siswa SD, SMP, SMA.

Pemkot juga akan melakukan penyisiran secara door to door untuk memantau siapa-siapa saja anak yang belum divaksinasi. Semua dilakukan demi kebaikan dan keselamatan bersama. 

Ok, demikian laporan saya. Terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun