Setelah menempuh perjalanan yang tidak biasa dan penuh "perjuangan" dari Geopark Ciletuh, akhirnya sampailah kami di Puncak Darma. Ini adalah salah satu spot tertinggi yang ada di kawasan Ciletuh Geopark.
Puncak Darma berada di ketinggian 230 meter di atas permukaan laut. Berada di atas Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat. Ini adalah titik tertinggi dari bukit yang berada di sisi utara teluk Ciletuh.Â
Biasanya, sebelum menjelajahi Geopark Ciletuh, pengunjung menikmati panorama lanskap dari Puncak Darma ini dulu. Kalau kami ketika menuju Geopark Ciletuh kan jalan malam dan tidak melewati Puncak Darma.
Tadinya, saya pikir dari Geopark Ciletuh ke Puncak Darma dekat. Semula saya kira Puncak Darma itu nama rumah makan. Jadi, saya pun mengusulkan setelah dari Pulau Kunti lanjut makan di Puncak Darma, lalu balik ke homestay. Eh, ternyata salah hehehe...
Baca juga: Menegangkan! Jalur dari Geopark Ciletuh ke Puncak Darma Pacu Adrenalin
Untuk masuk ke sini, kita perlu membayar tiket Rp 3.000 per orang. Nama kita dicatat dalam buku besar berikut jumlah pengunjung yang ikut bersama kita.Â
Kita sendiri yang mencatatnya, bukan petugas. Catatan ini mungkin buat laporan mengingat tidak ada tiket yang diberikan pengunjung seperti ketika kami memasuki Geopark Ciletuh.Â
Untuk anak kecil di bawah usia sekolah dasar tidak perlu membayar tiket sebenarnya, tapi saya sudah terlanjur ikut menghitung si kecil. Tidak apalah.Â
Katanya, sebelumnya obyek wisata ini dikelola perseorangan, kemudian dibeli dan dikelola oleh pihak Geopark Ciletuh.Â
Awalnya tempat ini dinamakan Pasir Muncang atau Puncak Kemiri. Namun, sejak 2004, tempat ini lebih populer dengan nama Puncak Darma.Â
Darma sendiri adalah nama perusahaan yang memperbaiki jalan ke tempat ini, yakni CV Darma Guna. Katanya, sih begitu.
Kekinian, hampir semua yang ada di kawasan Geopark Ciletuh dikelola oleh geopark, termasuk Puncak Darma ini. Mungkin karena satu kawasan. Biar memudahkan dalam pengelolaan.
Dulu sih, sebelum infrastruktur sebagus ini, jalanannya berbatu dan berlumpur. Benar-benar penuh perjuangan untuk bisa sampai ke sini. Wah, seru juga ya pastinya. Mobil Isuzu Bighorn pasti senang nih menghadapi kontur jalanan yang terjal seperti ini.Â
Baca juga: Pulau Kunti Geopark Ciletuh Cantik Alami Memesona
Dari tempat ini, kita bisa melihat lembah dan dinding amphitheater Ciletuh, Pulau Mandra, Pulau Kunti, Pantai Cikadal, muara sungai Ciletuh, serta muara sungai Cimarinjung.Â
Tidak heran, Puncak Darma menjadi spot indah untuk berfoto atau menikmati cantiknya pemandangan Geopark Ciletuh dari ketinggian.
Kita bisa menikmati panorama Teluk Ciletuh yang berbentuk tapal kuda. Warna biru pirus Teluk Ciletuh benar-benar memanjakan mata jika dilihat dari puncak ini. Tidak bosan melihat lukisan alam dari Sang Pemilik Bumi dan Langit.
Orang-orang sih menyebut Teluk Ciletuh ini adalah amphitheater alam. Kalau diperhatikan nih bentuknya yang setengah lingkaran memang menyerupai bentuk panggung theater. Menciptakan harmonisasi alam.
Dari sini, kita juga bisa melihat keindahan tebing-tebing, persawahan, barisan rumah yang terlihat mirip rumah di mainan Monopoli itu.
Kita juga bisa melihat pantai Palangpang yang menjadi titik awal Geopark Ciletuh. Bisa melihat Pulau Kunti juga dan pulau-pulau lainnya dari kejauhan berikut pantai dan lautnya yang indah.Â
Baca juga: Jalan Malam ke Geopark Ciletuh Mencium Aroma Bunga Melati di Perkebunan Karet
Dari ketinggian Puncak Darma, kami bisa melihat Pelabuhan Ratu di kejauhan. Begitu juga dengan Pantai Palangpang dengan Batu Belah yang berada tepat 230 meter di bawah kami.Â
Beberapa desa yang sempat kami lewati sepanjang perjalanan menuju Bukit Darma, terlihat seperti rumah-rumah mainan. Tertata rapi membentuk petak-petak.Â
Karena bukit ini menghadap ke barat, maka kita bisa melihat matahari terbenam atau sunset. Posisi matahari yang terbenam pas banget sejajar dengan pemandangan teluk. Matahari pun perlahan-lahan terbenam di tengah teluk.Â
Semakin malam, hamparan pemandangan akan bermandikan cahaya dari gemerlap lampu-lampu di Geopark.
Area perbukitan ini menawarkan sajian panorama pemandangan alam di selatan Jawa Barat. Tidak heran, keindahan Teluk Ciletuh dari sini membuat Puncak Darma tidak pernah sepi pengunjung.
Ketika kami sampai sini, memang sudah terlihat ramai. Pengunjung berfoto dari berbagai sudut dengan berlatar pemandangan Teluk Ciletuh. Tempat berakhirnya aliran sungai Ciletuh dari ketinggian.
Baca juga:Â Curug Cihampar, Air Terjun Perawan di Kaki Gunung Salak
Di bawah Puncak Darma ini memang terhampar Pantai Palangpang dengan lautnya yang biru. Tidak jauh dari pantai ini kita juga bisa menikmati Curug Cimarinjung yang indah.
Kedalaman air Teluk Ciletuh sendiri agak landai ke arah barat yang mencapai sekitar 200 meter.
Di seberang Puncak Darma terlihat Bukit Teletubbies karena bukitnya memang mirip dengan tontonan anak-anak yang bernama "Teletubbies".
Teluk Ciletuh dan kawasan lainnya yang masuk Taman Bumi Ciletuh Palabuhann Ratu memang semakin ramai dikunjungi setelah masuk daftar jaringan UNESCO Global Geopark pada 2018.
Oh iya, kita bisa mengunjungi dan menikmati pesona keindahan dari obyek wisata Puncak Darma kapan saja. Karena obyek wisata ini buka setiap hari selama 24 jam.
Katanya lagi, di sini kita bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Ada camping area yang bisa kita jadikan spot mendirikan tenda. Cocok untuk menikmati sunset dan sunrisenya. Wah seru juga ya. Kapan-kapan mau coba ah.
Jika ingin bermalam di Puncak Darma karena ingin menikmati matahari terbit, tidak jauh dari sini ada beberapa penginapan. Saya perhatikan penginapan tersebut viewnya ok banget.
Atau mau bermalam di mobil juga bisa. Fasilitas toilet dan mushola juga tersedia di sekitar sini. Jadi, tidak perlu pusing jika ingin mandi atau shalat.
Tidak perlu khawatir juga jika stok makanan habis, karena di sini juga ada beberapa warung makanan. Tinggal dipilih saja sesuai selera.Â
Harganya juga tidak "digetok". Masih wajar. Waktu kami makan di salah satu warung, hanya menghabiskan uang Rp200.000, padahal kami bersepuluh. Itu sudah termasuk minum.Â
Saya pesan soto kikil, adik saya pesan bakso, yang lain pesan ayam goreng. Plus aneka sambal. Sambal tomat, sambal hijau, sambal kacang.Â
Nasinya sebakul. Terserah kita mau ambil seberapa banyak. Harganya tetap sama. Mau sedikit, mau banyak nasi. Setelah dihitung, ya segitu saja. Termasuk murah, bukan?
Tadinya, saya kapok mau ke Geopark Ciletuh lagi melihat rute jalannya yang cukup ekstrem. Tapi keindahan alamnya membuat saya ingin balik lagi ke sinj.Â
Terlebih masih banyak tempat wisata di kawasan ini yang belum kami sambangi. Pokoknya, liburan di sini berkesan banget dan tidak akan terlupakan. Sumpah, beneran! Hehehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H