Di pertigaan Simpang Loji, kami beristirahat sejenak. Saya berjumpa dengan petugas Dinas Perhubungan. Katanya, banyak kejadian yang seperti yang kami alami.
Beberapa kasus kecelakaan pun pernah terjadi ditanjakan tersebut, seperti beberapa bulan lalu ada mobil wisatawan terguling. Banyak tapi tidak sering.
"Pengguna jalan diharap berhati hati melewati ruas jalan Loji - Puncak Darma, dan kita sudah bikin larangan untuk kendaraan bis dan truk dilarang melintas ruas tersebut," katanya.
Ada beberapa titik rawan kecelakaan. Salah satunya, di tanjakan Cilegok. Ruas jalan dengan lebar 9 meter yang dibeton, dengan tinggi tanjakan sekira 200 meter dan kemiringan yang cukup ekstrem.
Itu sebabnya, banyak pemuda yang bersiaga di tikungan-tikungan. Tapi, adanya hingga sore menjelang maghrib. Kalau malam tidak ada. Jadi, sangat tidak disarankan jalan malam kecuali performa kendaraan benar-benar fit.
Di sepanjang perjalanan saya perhatikan setiap 100 meter dipasangi rambu jalan yang nenunjukkan jalanan menanjak, juga rambu jalanan meliuk-liuk menandakan jalanan berkelak kelok mirip ular.
Setelah penuh "perjuangan" akhirnya sampai juga di Puncak Darma. Ah, sensasi jalan yang cukup menantang dengan banyak kelokan, tanjakan, dan turunan curam bagaikan naik roller coaster di Dunia Fantasi.
Benar-benar memacu adrenalin kami. Ya saya, anak-anak, apa lagi suami. Saya tidak bisa membayangkan jika saya yang menyupir. Pasti sepanjang perjalanan teriak-teriak mulu. Bisa gaswat kan?!
Wah lengkap sudah wisata di satu kawasan Geopark Ciletuh. Selain pantai, air terjun, bukit, sawah, sungai, budaya, juga wisata adrenalin. Mantap!
Di Puncak Darma, kami pun makan, sambil berisirahat dan menikmati pemandangan alam yang elok. Bercerita tentang perjalanan kami yang cukup menegangkan.