Setelah melahirkan, saya pun cuti selama 3 bulan. Mengurus anak, juga melayani suami. Â Setelah cuti saya kembali beraktifitas. Tentu saja anak saya masih bayi banget. Jadi, ada perasaan tidak tega untuk meninggalkannya.
Selama anak saya belum berusia 6 tahun, selama itu saya berkomitmen tidak menerima penugasan ke luar kota yang berhari-hari. Kecuali kalau pulang hari itu juga.
Pertimbangan saya, selain karena anak saya masih bayi, juga karena anak saya masih menyusui eksklusif. Murni air susu ibu (ASI). Jadi, kasihan saja kalau harus beralih ke susu formula.
Bisa saja sih saya menampung ASI dan simpan di prezeer. Cuma persoalannya, apakah anak saya mau? Selama ini kan menyusui langsung lewat puting ibu, tiba-tiba rasanya jadinya beda ketika minunnya dari botol dot.
Kalau anak saya tidak mau menyusui, pastinya orang yang dititip untuk menjaga akan mengalihkannya ke susu formula. Oh, saya tidak mau itu terjadi.
Di rumah sih saya masih bisa menampung ASI tapi kan belum tentu ketika saya di luar kota. Bisa saja saya bawa pompa ASI buat ditampung, tapi ribet saja bawanya. Terlebih pekerjaan saya di lapangan. Aduh, nggak deh.
Karena anak saya masih bayi, sebisa mungkin saya tidak menerima penugasan di pagi dan malam hari. Biar saya masih bisa mengurus anak saya terlebih dahulu, dan sorenya saya bisa langsung menyusui anak saya.
Pastinya selama di luar rumah, ASI dalam keadaan penuh dan harus segera disalurkan. Payudara yang membengkak karena penuh oleh ASI bikin tubuh meriang dan sakit di sekitar payudara.
Waktu itu, saya masih menumpang di rumah orang tua saya, jadi saya masih bisa menitipkan anak saya. Kalau ibu saya tidak bisa, entah karena lagi kurang sehat atau ada keperluan lain, saya memutuskan tinggal di rumah.
Kalau saya memang terpaksa harus juga ke luar rumah, karena tidak ada orang lain yang bisa ditugaskan, mau tidak mau saya bawa anak saya kerja. Baik ke lokasi agenda pekerjaan yang harus saya hadiri atau ke kantor untuk membuat laporan.
Waktu masih ASI eksklusif sih, saya tidak perlu bawa apa-apa selain baju ganti, tisu basah, dan popok. Jadi, kalau anak saya lapar, ya tinggal saya susui.