Sungguh teganya, teganya, teganya...
Apakah tidak diperhitungkan dengan seksama? Apalagi membawa nama Bupati. Apakah tidak dipikirkan efeknya? Apakah kira-kira dengan hadiah sekecil itu tidak akan memunculkan pergunjingan?
Katanya mau menjaring atlet-atlet unggulan, tapi kok kurang gizi begini? Bagaimana para peserta tidak kecewa coba? Saya saja yang tidak terlibat dan bukan warga Pandeglang kecewa.
Karena ini even resmi bernama "Bupati Cup" yang ditandai dengan kop resmi, mau tidak mau Bupati Pandeglang Irna Narulita terkena imbasnya. Namanya jadi terseret-seret.
Jelas saja Bupati Irna marah, juga sangat malu dengan yang dilakukan pihak Dispora kepada atlet dan masyarakat. Terlebih berita ini menjadi heboh dan viral.
Bukan karena semata-mata nilai hadiahnya, tetapi juga karena tidak ada komunikasi antara Kadispora Dadan Saladin dengan Bupati Irna.Â
Kadis juga tidak datang untuk konsultasi saat hendak menyelenggarakan acara tersebut. Itu sebabnya, Â Irna mengaku baru tahu ada event itu saat sudah heboh di media.
Irna murka karena perhelatan itu ternyata tidak diketahuinya, namun anggaran yang dikucurkan mencapai Rp 150 juta. Nama baiknya pun tercoreng.
Jangankan Bupati, saya saja yang masyarakat biasa kesal, jengkel, marah. Terpicu kan emosi saya.
"Kepala dinas nggak ada koordinasi, datang ke bupati. Mungkin dia pikir wah bupati happy nih, tapi mencoreng nama baik bupati dengan penghargaan hadiah yang remeh temeh begitu," ujarnya sebagaimana dikutip kompas.tv, Selasa, 21 November 2021.
Bayangkan, seorang kepala dinas nyelonong boy bikin acara tanpa laporan kepada pimpinan tertinggi di wilayahnya. Namanya, apa itu? Keblinger? Lha, aturannya memang harus begitu bukan?